Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

"Prisoner's Dilemma" antara Nazaruddin dan Fahri Hamzah

24 Februari 2018   10:44 Diperbarui: 25 Februari 2018   13:14 3057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri, Diolah dari detik.com dan rilis.id

Karena itu Fahri berusaha menarik simpati Polri. Ia berharap Polri tertarik untuk menindaklanjuti laporan yang akan disampaikannya. Jika taktik itu berhasil, Fahri akan menjadi whistle blower Polri, dan dengan itu ia berharap bisa mendapat sejumlah konsesi hukum. Sebagaimana justice collaborator, Undang-undang dan Surat Edaran MA (Nomor 4 Tahun 2011) juga mengatur insentif hukum bagi whistle blower.

Baik "jurus mabuk" Nazaruddin (justice collaborator KPK) pun "tapak sakti" Fahri Hamzah (berharap jadi whistle blower Polri) sebenarnya jurus yang sama dari dua perguruan bersepupuan. Keduanya berharap hasil yang optimum dari pilihan saling serang itu, namun tanpa sadar telah terperangkap dalam prisoner's dilemma. Dari saling bongkar kasus antara keduanya, KPK, Polri dan publik mendapat informasi gratis untuk dikembangkan lebih lanjut. Well, selamat buat Bapak berdua.

Wajah DPR: lu diem, gue diem

Perang pernyataan antara Fahri dan Nazaruddin membuat publik semakin yakin dengan dugaan --jika tidak mau dikatakan membuka kotak pandora-- perilaku anggota DPR yang tahu sama tahu tetapi saling menutupi praktik korupsi dan suap di antara mereka. Tahu sama tahu telah menjadi mekanisme 'saling kunci kartu', perekat persatuan korps di antara anggota DPR.

Inilah kesan yang tidak terhindarkan terhadap kenyataan bahwa baru sekarang Nazaruddin mau membeberkan dugaan korupsi Fahri, dan baru kini Fahri menyatakan kesungguhannya untuk melaporkan kasus-kasus lain yang melibatkan Nazaruddin.

Jadi selama lu diem, gue diem. Lu buka kartu gue, gue pampangin kartu lu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun