Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Percakapan Senja Petani dan Bocah Gembala

14 November 2017   22:39 Diperbarui: 14 November 2017   22:56 2096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senja yang lelah, bersemu wajahnya oleh malu, sebab lebih tampak ia sebagai putri kemayu daripada jawara perkasa yang bersinar-sinar silau. Pada petani yang berbungkus peluh mengering, bocah gembala bermata jenaka bertanya heran, "Mengapa Engkau bersenandung pada rerumputan lalu kautebaskan parang memotong rebah mereka? Mengapa Engkau berbisik-bisik kepada tanah lalu kauayunkan cangkul membacok pecah mereka?"

"Sebab mereka adalah saudara," jawab si petani.

"Bagaimana bisa Engkau bersaudara dengan rumput dan tanah? Apakah juga batu-batu, air, angin, burung, dan kayu?" Membelalak mata bocah gembala seperti sapi-sapi melihat kolam dan hijau rerumputan.

"Bukan cuma diriku. Dirimu pun bersaudara batu dan tanah, rumput dan ilalang, dan air, dan semut, dan kayu, dan semuanya yang dapat kaupandang dengan mata telanjang, juga dengan semua yang teramat kecil untuk bisa kaulihat."

"Bagaimana bisa begitu?"  Bocah gembala terus saja mengejar.

"Sebab semua itu dan aku dan dirimu berihwal serupa, pada debu bintang bermula. We are from stardust."

"Tetapi bukan begitu kata kitab-kitab kuno."

"Kitab-kitab kuno menceritakan genesis dengan sastra."

"Mengapa sastra?"

"Sebab Tuhan sang Maha Penyair dan dengan sastra selembut-lembutnya kebenaran disampaikan, menunggu dipecahkan berabad-abad, cuil demi cuil."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun