Pada 13 November 2017 nanti, akan tiga tahun sudah Francisca mendapat suaka abadi di sisi Sang Pemilik Kehidupan. Francisca meninggal dalam sunyi pengasingan di Utrech, Belanda.
"Saya berpikir, pasti ada kebaikan dan sisi positif selama Oma hidup. Entah jika ia disebut dekat dengan negara-negara yang selama ini image-nya kiri. Entah jika ada fakta sejarah yang bias. Itu yang membuat Oma tidak bisa pulang ke Indonesia. Sekarang, abu jenazah Oma pulang ke Indonesia. ...," kata si cucu, Reza Rahadian.(1)
Saya setuju, Reza. Francisca memang ketua pertama Pemuda Rakyat, organisasi underbow PKI. Ia juga orang kepercayaan mantan perdana menteri Amir Syarifuddin, tokoh PKI (sekaligus penjasa besar dalam perjuangan melawan facist Jepang) di era 1940an. PKI dianggap pihak yang harus bertanggungjawab atas tragedi 1965, dan karena itu Francisca turut menanggung akibat, tidak bisa kembali ke tanah air hingga akhir hayatnya. Tetapi keterlibatan Francisca bersama PKI tidak boleh menjadi alasan kita menutup mata atas sumbangan besar almarhum terhadap kemerdekaan, kemerdekaan yang turut ia perjuangkan tetapi tidak bisa ia nikmati.
Selamat hari Sumpah Pemuda, Francisca. Damailah damai di seberang sana.
FYI, kiprah Fracisca Fanggidaej dapat dibaca lebih lengkap di buku Memoar Perempuan Revolusioner yang diterbitkan Galang Press pada 2006 silam. Sebagian besar informasi di dalam artikel ini bersumber dari sana.
***
Tilaria Padika
28102017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H