Bekerja sepanjang hari tentu melelahkan. Seperti otot dan tulang, jiwa dan nalar pun butuh jeda sejenak agar penat dan jenuh menguap pergi. Â Mungkin sepuluh menit yang singkat namun berkualitas, sebelum dari balik kemudi mengumpat jejal merayap kendaraan di depan atau berhimpit di dalam padatnya KRL.
Dalam waktu sesingkat itu, saya tidak akan menyia-nyiakan detik berlari dengan menekan-nekan remote televisi untuk mencari acara yang pas, atau membuka halaman koran dengan risiko menemukan berita pembunuhan yang mengguncang jiwa. Tak!
Saya akan mengetik alamat domain yang akrab, mencari artikel terbaru dari sejumlah penulis favorit. Sebagaimana orang-orang memiliki jenis kopi favorit dan lebih enak lagi jika diolah barista hebat, demikian pula dengan artikel. Saya menyukai genre dan tema artikel tertentu, terutama jika itu tumpah dari kendi nalar dan jiwa penulis-penulis hebat.
Setelah membaca sejenak, hati akan terasa lapang. Tidak jarang inspirasi singgah menyapa, lalu sebuah rencana muncul. Bisa saja inspirasi dari sebuah artikel blog menjadi awal dari sebuah langkah besar yang mengubah hidup di kemudian hari.
Dokter langgananmu baru saja menyampaikan diagnosis mencemaskan. Kamu harus dioperasi, katanya. Jangan langsung mengiyakan. Cobalah cari pendapat pembanding. Siapa tahu dokter lain mendiagnosis lain atau menganjurkan terapi berbeda.
Hoax sedang jadi momok. Para pakar komunikasi berbagi resep: perhatikan siapa penulis dan apa medianya. Asumsinya media-media besar layak dipercaya. Tunggu dulu. Terlalu gegabah untuk langsung meyakini itu resep ampuh menemukan kebenaran.
Media massa sering jadi alat hegemoni, disengaja atau tidak sering jadi corong bagi wacana dan narasi sepihak penguasa (penguasa politik dan atau elit ekonomi). Untuk sungguh berjumpa kebenaran, kita perlu peka pada narasi-narasi kecil, pada wacana-wacana tandingan yang dihasilkan individu-individu. Sangat mungkin kebenaran sesungguhnya terletak di unjung jari orang-orang biasa.
Bagi warga Negara, blog dapat menjadi alat perlawanan. Di sanalah rakyat menawarkan perspektif alternatif, gugatan-gugatan, ourstories yang mengimbangi history bengkok yang keluar dari corong humas penguasa penindas atau elit ekonomi penghisap.
Memang, kini produksi hoax bukan lagi monopoli state-actor demi melindungi kekuasaannya. Warga Negara biasa, para haters dan blind lovers sedang berlomba-lomba menghasilkan informasi palsu demi keuntungan idolanya. Sebagian bahkan menjadikannya ladang bisnis, bersorak bagi keuntungan sendiri. Di dalam kondisi ini, seorang blogger dapat menjadikan blog-nya oase kebenaran di tengah-tengah badai kebohongan di gurun informasi digital.
EMPAT. Blog adalah kitab resep masak adiluhung di bazaar buku. Blogger adalah chef yang menerbitkannya pro bono karena besarnya dedikasi.