The Bangkok Recorder merupakan surat kabar pertama yang didirikan oleh Dr. Dan Beach Bradley asal Amerika Serikat. Mulai beroperasi pada tahun 1844 dan terbit 2 minggu sekali dalam bahasa Inggris dan bahasa Thailand.
Tak hanya itu muncul pula surat kabar yang terbit harian, seperti Bangkok Daily Advertiser & Siam Daily Advertiser.
Masa pemerintahan Raja Wachirawut berdiri 22 surat kabar dan 123 jurnal. Sehingga dapat dikatakan raja dekat dengan jurnalisme. Jurnalis memiliki kebebasan untuk melapor atau membuat berita. Jumlah pembaca koran pun meningkat.
Tahun 1959 -- 1963 pers Thailand memasuki era yang disebut sebagai zaman kegelapan jurnalisme atau lenyapnya kebebasan pers.
Pemerintahan Marsekal Sarit Thanarat pers terus menerus diancam oleh Peraturan No.17.Seperti hukuman bagi pers yang dianggap menyinggung raja, mendiskreditkan atau mencemari nama baik pemerintah. Sehingga pers aka mendapatkan hukuman, peringatan, disita hingga dimusnahkan dengan cara ditarik lisensi penerbitannya.
Tahun 1992 negara kemudian berusaha mengontrol media khususnya televisi dan radio, hanya surat kabar yang bebas dari kontrol pemerintah.
 Jurnalis memiliki kebebasan dalam menyampaikan berita. Masyarakat Thailand bahkan percaya bahwa surat kabar sebagai "watchdog" atau anjing penjaga rakyat. Istilah ini dalam jurnalisme sebagai bentuk pengawas atau investigasi.
Jika kebebasan berekspresi jurnalis dikendalikan oleh kelompok kekuatan politik, hal ini menunjukkan bahwa kekuatan politik mempengaruhi kebebsan pers.
Idealnya seseorang dapat menjalankan kebebasannya sambil tetap menjalankan tugas dengan memberikan laporan berita yang komperhensid dan objektif, keduanya harus berjalan bersama.
Pada Februari 2014 Kantor Berita Aman dan Peace Resource Cooperation Center (PRC) menyelenggarakan pelatihan jurnalistik atau lokakarya komunikasi perdamaian di Pattani, Thailand. Pembahasan berfokus pada jurnalistik perdamaian untuk memperkaut media massa dalam menciptakan perdamaian.