4. Mengikat kesimpulan tulisannya selabil gelang karet, karena data dan opini yang dibentuk dipaksakan supaya tidak tumpah.
5. Apalagi, jika diakhir tulisannya ditutup dengan pernyataan, ‘wani piro?’
Yang terakhir adalah virus akun kloningan plus narsisme. Biasanya orang membuat akun kloningan yang banyak hanya demi kepentingan supaya bisa mem-vote tulisannya sendiri sehingga bisa masuk teraktual dan ter-ter lainnya. Salah satu contoh bisa kita temukan dalam artikel @katrokelana yang berjudul “Adi Supriadi Punya Tuyul?”
Nah bagaimana pendapat Anda ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H