Deru-deruan menjadi senandung rindu
Pelupuk awan mengabu pun terindu
Kawan dan lawan bersama tersapu
Sungai denyut kota turut begitu
Beberapa pasang kaki perlahan mengabur,
ngacir saling menjauh
Riuh sorak teriak dan hening tenang, membaur
Tatkala bisikan sendal-sendal pada aspal bersuara tak penuh
Kalap telinga didera merdu kicau burung
Bertanya sejenak mengembarakan tanya
Meregangkan pikiran yang saban hari terkurung
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!