Mohon tunggu...
Ruli
Ruli Mohon Tunggu... Lainnya - Gathering, sharing and make it happen

Mari tersenyum dan bangkit

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kenapa Pendidikan Harus Berubah?

20 Juni 2016   14:47 Diperbarui: 14 Agustus 2020   19:02 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka mulai menciptakan selokan-selokan ilmu yang bisa mengalirkan ilmu yang mereka dapat dari pendidikan ke masyarakat mereka. Emansipasi tak terlakkan. Semua telah terbuka. Kartini sebagai salah satu bentuk muka emansipasi yang ada di Indonesia merupakan salah satu contoh dari pendidikan emansipasi itu sendiri. Pendidikan mulai menjamah bagian dalam dari budaya kelam yang selama ini dianggap sahih oleh adat istiadat. Maka perjuangan pun bergulir, alkisah revolusi Perancis pada benua biru terulang dengan muka yang baru pada kemerdekaan Indonesia yang merupakan hasil pengayakan pengetahuan dan pendidikan.

Dalam rangka mempertahan kan kemerdekaan dan mengambangkan sayap-sayap ilmu kepenjuru daerah, pendidikan mulai mendapat dorongan tambahan. Dorongan itu sendiri sudah muncul sebelum kemerdekaan yang di mulai oleh Ki hajar dewantara beserta pejuang ilmu lainnya. Mereka memulai dengan mendirikan pendidikan pribumi yang telah mereka kawinkan dengan pendidikan yang mereka dapat dari benua biru.

Pendidikan hasil kolonialisme yang selama ini tidak menyinggung tentang moral, mulai ditantang oleh pendidikan ciptaan baru pribumi yang menggabungkan nilai luhur dari masa lalu dengan ilmu-ilmu termuktahir saat itu. Pendidikan menjadi sangat progresif dan mengebu-gebu.

Pendidikan yang menggebu-gebu yang terus melejit, memasuki masa era pascamodern. Masa yang merupakan perbuahan besar-besaran dari dunia industri yang merubah segala komoditasnya dengan komoditas baru yakni, digital. Dunia digital merambah kesegala aspek juga tak luput merambah dunia pendidikan.

Dunia pendidikan pun menjadi korban dari penguasa baru yang telah meng-komodifikasi segala aspek kehidupan sehingga merubah prioritas dan fungsi guna dari hal-hal yang telah di komodifikasi. Seakan-akan tidak rela pendidikan mengalahkan kejayaan industri, industri mengubah pendidikan menjadi komoditas baru. Pendidikan dijamah dan dipergunakan menjadi penentu strata dalam masyarakat.

Permaian baru dunia digital yang tidak henti-hentinya mulai menjajah secara perlahan aspek pendidikan menambah perjuangan baru dari pejuang pendidikan dan kemanusiaan. Pengetahuan yang telah memakan terlalu banyak perubahan, terpaksa membuang perkembangannya. Pendidikan kembali dimurnikan oleh pendidikan itu sendiri. Perjalanan panjang pendidikan hanya merupakan pelajaran bagi pendidikan itu sendiri untuk menjadi dewasa dalam merubah diri karena lebih dari itu pendidikan melakukan perkembangan dan perubahan dengan caranya sendiri yang tidak akan pernah bisa manusia tebak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun