Area ini lebih dikenal dengan nama Ngejaman. Nah, tugu jam tersebut dibuat tahun 1916. Tugu jam ini adalah tanda persembahan masyarakat Belanda untuk memeringati satu abad kembalinya Pemerintahan Kolonial Belanda dari Pemerintahan Inggris yang berkuasa di Jawa pada awal abad ke-19. Kini, prasasti kecil yang menunjukan tulisan itu telah dihilangkan.
Tak jauh dari area Ngejaman ada GBIP Marga Mulya yang dibangun tahun 1857. Gedung ini dibangun sebagai tempat untuk ibadah orang-orang Eropa saat itu. Berjalan ke sebrang timur jalan, kamu akan bertemu bangunan Pasar Beringharjo. Sesuai namanya, dahulu wilayah Pasar Beringharjo pada awalnya adalah hutan beringin. Tak lama setelah berdirinya Kraton Yogyakarta pada pada tahun 1758, wilayah pasar ini dijadikan tempat transaksi ekonomi oleh warga Yogyakarta dan sekitarnya.
Ratusan tahun kemudian pada 24 Maret 1925, Keraton Yogyakarta menugaskan Nederlansch Indisch Beton Maatschappij (Perusahaan Beton Hindia Belanda) untuk membangun los-los pasar. Nama Beringharjo diberikan setelah bertahtanya Sri Sultan Hamengku Buwono VIII pada 24 Maret 1925. Makna nama ini menunjukan wilayah yang semula hutan beringin (bering), dan diharapkan dapat memberikan kesejahteraan (harjo).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H