Memasuki halaman Jogja Paradise Food Court, kita akan disuguhi berbagai macam kuliner yang menggugah selera. Sore itu pun saya berkesempatan mencicipi salah satu kuliner yang cukup populer di lokasi Jogja Paradise Food Court ini.
Dari kejauhan tulisan berwarna orange disertai gambar yang mempertegas nama warung makan ini pun semakin membuat saya penasaran. Yah nama warung ini adalah Sate Ratu lengkap dengan tagline nya, "Kesukaan Turis Mancanegara dan Indonesia". Wah, istimewanya lagi hingga saat ini Sate Ratu tercatat sudah dikunjungi oleh tamu dari 70 negara.
Beberapa penghargaan pun sudah dikantonginya. Diantaranya adalah "Indonesia Award for Excellence in Restaurant 2018" dari BEKRAF dan "Certificate of Excellence 2018" dari Trip Advisor (sebuah situs perjalanan wisata terbesar di dunia yang terpercaya).
Tak jauh dari warung Sate Ratu terdapat arena bermain untuk anak-anak yang cukup luas. Jadi, kalau mau kulineran di area ini bisa banget bareng dengan keluarga. Warung ini buka setiap hari Senin hingga Sabtu mulai pukul 10 pagi hingga pukul 9 malam. Sate Ratu ini juga melayani orderan melalui gojek atau grab loh. Jadi, mas mbak yang males keluar rumah atau kos bisa order lewat aplikasi go food dan grab food.
Sedikit curhat nih, sebenarnya saya bukan penyuka masakan pedas. Bukannya tidak bisa makan yang pedas-pedas ya, hanya saja lidah saya bukan tipe lidah yang bersahabat dengan rasa pedas. Mungkin kalau diukur dengan level tingkat kepedasan, lidah saya hanya bisa menahan kuatnya rasa pedas di tingkat level 2.
Apalagi dengan bumbu kacang yang manis, wah sudah terbayang nikmatnya rasa manis dari bumbu kacang dalam benak saya. Begitu melihat langsung daftar menu, penampakan sate merah ini ternyata tak sesuai ekspektasi saya sebelumnya. Walaupun begitu saya malah ketagihan icip menu di Sate Ratu ini. Do you want to know more about Sate Ratu?
Di Sate Ratu ada tiga menu andalan yaitu sate merah, lilit basah dan ceker tugel. Selain itu Sate Ratu juga menjual bumbu sate merah dalam kemasan frozen. Nah, sudah bisa menebak ya sate merah yang disajikan tanpa bumbu kacang atau bumbu kecap ini adalah sate berwarna kemerahan.
Tidak ada warna hitam gosong pada sate. Kalaupun kita menemukan warna coklat tua pada sate itu akibat caramelized dari bumbu ketika terkena api. "Kenikmatan makan sate merah adalah ketika sate merah dimakan dalam keadaan saat masih panas dengan nasi," celetuk Pak Budi.
Satu lagi jangan berprasangka akan rasa pedasnya yang membara ya karena rasa pedas sate merah ini masih tergolong normal kok. Jadi bagi anda yang kurang begitu suka dengan makanan pedas tapi suka dengan menu sate yang juga memiliki rasa gurih dan manis, ini masih recommend loh.
Sate lilit pada umumnya dibentuk dengan tusuk, lain halnya di Sate Ratu. Menu lilit basah ini disajikan tanpa tusuk dan setelah daging dicincang lalu dibentuk kotak. Nah, itu sebabnya kata sate dihilangkan sehingga menjadi lilit basah agar tidak menimbulkan salah persepsi dari pengunjung ketika memesan menu ini. Proses memasak lilit basah cukup dikukus lalu digoreng dengan mentega.
Inovasi yang kreatif bukan!? Hal ini tidak saja lebih menghemat waktu dalam proses memasak, tetapi Fabian Budi Seputro owner dari Sate Ratu ini menuturkan ia juga ingin turut serta dalam misi menyelamatkan bumi dengan mengurangi penebangan dan mengurangi sampah.
Kebayangkan rasa manis dengan aroma yang gurih dan segar saat menyeruput si kuah lilit basah ini. Keistimewaan penyajian menu ini tak hanya sampai di situ, lilit basah juga dilengkapi dengan taburan bawang goreng dan irisan mentimun juga, wah semakin mantulkan!
Penasaran dengan menu lain yang tak kalah nikmat? Pingin ngobrol langsung dengan Pak Budi pemilik warung Sate Ratu Yogyakarta yang super ramah ini? Yuk langsung meluncur, kepoin, dan rasakan nikmatnya sensasi mencicipi menu-menu yang ada di Sate Ratu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H