Salah satu tantangan utama dari "Good Business-Good Ethics" adalah risiko terjadinya praktik bisnis yang tidak etis demi mencapai tujuan keuntungan. Dalam bisnis aksesoris manik-manik, perusahaan mungkin tergoda untuk mengurangi biaya produksi dengan memilih bahan-bahan yang murah atau menyepelekan tanggung jawab sosial terhadap pekerja pabrik. Oleh karena itu, menjaga keseimbangan antara profitabilitas dan etika menjadi kunci untuk meminimalkan dampak negatif.
3. Pengembangan Pelanggan
Menciptakan kepercayaan pelanggan adalah tujuan utama dari pendekatan ini. Dengan menunjukkan bahwa perusahaan mementingkan keuntungan dan tetap berpegang pada nilai-nilai etika, dapat meningkatkan loyalitas pelanggan. Dalam bisnis aksesoris manik-manik, aspek keindahan dan keunikan produk seringkali menjadi faktor penentu dalam membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan.
Good Business-Good Ethics: Maksimalkan Keuntungan dengan Etika yang bisa di implikasikan.
1. Strategi Pemasaran Inovatif.
 - Dalam pendekatan "Good Business-Good Ethics," strategi pemasaran dapat menjadi kunci utama dalam meningkatkan keuntungan. Namun, yang membedakan adalah pendekatan inovatif dalam menciptakan kampanye yang tidak hanya menarik pelanggan tetapi juga mempromosikan nilai-nilai etika perusahaan.
 - Contoh: Peluncuran kampanye "Beli Satu Sumbangkan Satu" di mana setiap pembelian aksesoris manik-manik akan disertai dengan sumbangan kepada komunitas yang membutuhkan. Ini tidak hanya menciptakan kepuasan pelanggan tetapi juga memberikan dampak positif pada masyarakat.
2. Pengelolaan Rantai Pasok yang Transparan.
- Maksimalkan keuntungan dengan etika dapat dicapai melalui pengelolaan rantai pasok yang transparan. Perusahaan dapat membuktikan komitmennya terhadap etika dengan memberikan informasi yang jelas kepada konsumen tentang asal-usul bahan, proses produksi, dan keberlanjutan rantai pasok.
- Contoh: Menyediakan informasi rinci tentang sumber bahan aksesoris manik-manik, seperti apakah mereka berasal dari produsen yang mendukung pekerjaan yang adil atau dari bahan-bahan daur ulang.
3. Program Karyawan Beretika