Sumber: Dokumen Pribadi, 2020
Berdasarkan data yang didapatkan, sebanyak 49% atau sekitar memilih opsi "sedang" dalam arti lain, mereka merasa sedikit dipermudah dengan diadakannya Pembelajaran Jarak Jauh. Pembelajaran Jarak Jauh ini memang memiliki sisi positif seperti mahasiswa dapat berhemat karena tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi ke universitas masing-masing dan mereka juga fleksibel dalam beristirahat. Sebanyak 11,8% setuju jika Pembelajaran Jarak Jauh mempermudah proses belajar mereka karena beberapa mahasiswa tersebut memang lebih menyukai belajar secara daring tanpa perlu bertatap muka secara langsung.
Para mahasiswa juga menjelaskan bahwa mereka dapat merasa lebih focus karena belajar sendirian, selain itu juga banyak platform yang dapat digunakan untuk mencari tahu berbagai hal yang belum dimengerti. Dalam Pembelajaran Jarak Jauh dosen aktif membagikan materi yang telah disampaikan sehingga mahasiswa dapat mempelajari ulang apabila ada kesulitan yang mereka alami dan para mahasiswa juga merasa jika tugas yang diberikan oleh dosen cukup mudah karena Pembelajaran Jarak Jauh seperti ini. Sedangkan 39,2% sama sekali tidak merasa dipermudah dengan adanya Pembelajaran Jarak Jauh karena banyak kendala yang dialami saat Pembelajaran Jarak Jauh berlangsung.
                                                             Sumber. Dokumen Pribadi, 2020
Berdasarkan data yang telah diperoleh, 78,4% mahasiswa menyatakan bahwa mereka merasa kesulitan atau terbebani dengan adanya Pembelajaran Jarak Jauh. Hampir seluruh kesulitan atau keluhan yang disebutkan sebagai alasan mengapa Pembelajaran Jarak Jauh terasa lebih sulit adalah materi yang di berikan oleh dosen terkadang sulit untuk dipahami yang karena beragam faktor seperti gangguan sinyal internet baik dari dosen maupun para mahasiswa, pembelajaran menggunakan presentasi Power Point juga dirasa kurang efektif karena hanya berisi sebuah rangkuman dari dosen, selain itu mahasiswa kesulitan dalam mencari referensi tugas dari buku yang ada di perpustakaan sehingga mahasiswa hanya dapat memanfaatkan informasi dari internet saja. Mahasiswa jugamerasa kesulitan untuk bertanya atau berdiskusi secara langsung dengan mahasiswa lainnya.
Dalam beberapa program studi dengan mata kuliah praktikum, mereka merasa kesulitan dengan materi atau contoh yang diberikan dosen secara daring sehingga kesulitan dalam memahami materi sangat sering dirasakan oleh para mahasiswa tersebut. Sedangkan 21,6% lainnya tidak merasakan kesulitan dengan adanya Pembelajaran Jarak Jauh seperti saat ini.
                                                            Sumber: Dokumen Pribadi, 2020
Berdasarkan data di atas yang diambil dari 50 responden, dapat diketahui jika langkah yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan kemampuan selama Pembelajaran Jarak Jauh cenderung dilakukan dengan cara menonton video terkait materi yang disampaikan karena tersedia cukup banyak video materi yang sama di platform seperti Youtube (72,5%), berdiskusi dengan rekan mahasiswa lainnya juga cukup sering dilakukan oleh para mahasiswa karena bertukar pikiran seringkali lebih efektif daripada belajar sendirian bagi beberapa orang (68,6%), mencatat setiap materi yang disampaikan merupakan hal penting sekaligus dapat membuat mahasiswa memahami materi yang telah disampaikan oleh dosen dengan cara mencatat (66,7%), membaca berbagai referensi buku (54,9%), dan yang terakhir adalah dengan cara sering bertanya ketika mengalami kebingungan karena lebih baik bertanya daripada berlarut dalam ketidaktahuan (47,1%). Perbedaan cara tersebut tentunya terjadi berdasarkan kemampuan setiap orang yang berbeda-beda dalam memaksimalkan pembelajaran jarak jauh ini.