Di atas dahan berdaun rimbun, sepasang kupu-kupu berkejaran mengikuti arus angin
Menunggu putik bunga-bunga yang akan lahir, dari pucuk musim semi kali ini
Sementara di bawahnya seekor merak yang cantik, menonjolkan seluruh keanggunannya, pada sang maestro yang baru berdiri di gerbang fajar
Selamat pagi duniaku, aku telah bangkit dari mimpi untuk mewujudkannya menjadi nyata, walau terkadang keadaan merundungi tekad
Aku tak ingin kembali ke pembaringan, mengabadikan impian semu di atas tempat tidur
Perjuangan untuk hidup akan terus menuntut, selama rongga dada masih menerima bayu menjadi tamu
Akan ada warisan dari setiap desiran darah-darah putih, mengalir menjadi wujud nyata, dan menobatkan tanggung jawab itu bertumpu pada diri
Jika sebagian besar cinta tulus itu untuk kehidupan, jangan berikan kesempatan mimpi tetap bermimpi
Biarkan laut selatan bergemuruh, meniupkan layar bahtera para nelayan, mencari sarang pemilik insang, biarkan tanah itu bergetar, membangkitkan pemegang profesi untuk membangun pondasi kejayaan
Akan banyak mimpi yang bisa di beli, jika ambisi mampu menaklukkan sipat enggan
Teori-teori sederhana pun akan bernilai bila di sertakan dengan pelaksanaan
Sekeramat apapun sebuah do'a? tak akan pernah terkabul tanpa di selingi usaha yang nyata
Hidup tak pernah menyediakan pilihan untuk setiap keinginan, namun kita yang akan menentukan pilihan, berdiri kokoh di atas kaki sendiri, bukan seterusnya bergantung pada orang lain
Karena tak semua manusia memiliki jiwa yang bersosialisasi, bersedekahlah atas rejekimu yang lebih, kepada mereka yang layak menerimanya
Sebab mereka telah berusaha dan berdo'a tapi semua jalan mungkin telah tertutup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H