Disekolah saya saat ini sudah berlangsung beberapa saat peniadaan PR terhadap anak-anak. Barang kali tidak langsung di tiadakan tapi setidaknya ada pengurangan.Â
Mengapa kami melakukan ini ? karena kami melihat dengan adanya PR anak-anak terlihat lelah dan jenuh mengikuti pelajaran. Hal ini kami dapatkan melalui hasil survey yang dilakukan terhadap anak-anak. Situasi ini tentu mengajak kami untuk mencari cara yang lain, bagaimana supaya proses belajar di sekolah tetap menyenangkan.
Baik, saat ini saya hendak berbagi tips kepada rekan-rekan guru yang menjadi pendidik generasi bangsa ini. Setiap kali saya mengajar, yang menjadi pusat pembelajaran adalah anak-anak.Â
Saya berusaha mencari cara suapaya anak-anak dapat mendapatkan pengetahuan yang baru melalui hasil karyanya sendiri. Saya melatih anak-anak menjadi pribadi yang kreatif dalam hal belajar. Sebab bagi saya, belajar itu tidak hanya sekedar tahu namun bagaimana sesuatu yang baru itu menjadi milik mereka.
Misalnya dalam pembelajaran tematik yang terdiri dari beberapa mata pelajaran, saya menyediakan beberapa sumber sehingga anak-anak bebas memilih metode mana yang lebih sukai misalnya menonton, membaca,bernyayi.Â
Tiga metode ini cukup membantu mereka dalam hal mengingat. Selain itu, saya akan meminta mereka untuk mengajukan pendapat atau pertanyaan terkait informasi yang mereka peroleh. Pendapat atau pertanyaan mereka itu bisa menjadi sesuatu yang dapat didemonstrasikan oleh siswa dan guru sehingga menjadi ilmu yang baru untuk semua anak-anak.
Bagi saya sendiri, melalui cara ini saya mengembangkan tiga hal ini dalam diri anak, yakni
1. Kemampuan untuk memecahkan masalah
Metode pembelajaran yang saya gunakan adalah salah satu cara  melatih kemampuan anak dalam memecahkan masalah. Karena siswa adalah pusat pembelajaran maka otomatis kesempatan diberikan kepada mereka untuk menganalisis setiap pembelajaran, mengenali apa itu masalah, penyebab serta solusi atas masalah yang ditemukan. Akan tetapi mesti demikian, saya tidak membiarkan mereka begitu saja, saya juga harus memfasilitasi anak-anak untuk mempermudah mereka melakukan pembelajaran.
2. Berpikir kritis
Di zaman milenial ini bukan saatnya lagi anak-anak disuap dengan ceramah. Saat ini kita sebagai guru memiliki tanggung jawab melatih anak-anak untuk mandiri dan berpikir kritis.Â