Mohon tunggu...
tika habeahan
tika habeahan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

MENJADI BERKAT BAGI SESAMA

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan yang Tak Pernah Aku Inginkan

22 Juli 2022   09:39 Diperbarui: 22 Juli 2022   09:45 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuhan..

Apakah engkau tahu..

Bahwa aku tidak terlalu peduli dengan mimpi-mimpi yang telah hancur

Tentang babak belurnya aku dihantam oleh berbagai rintangan

Biar kutelusuri  retakan-retakan jalan  yang hampir longsong

Asal masih ada setitik terang disetiap jalan yang harus kulalui

Tidak peduli seberapa banyak luka yang harus kuterima

Aku akan tetap menjalaninya

Biarlah kubuat fana itu menjadi nyata

Biarkan aku berteman dengan sepi dan sunyi

Demi mengobati sedemikian banyak luka

Tuhan,aku adalah insan yang kuat untuk diriku sendiri

Namun,aku bukanlah insan yang selalu kuat dan tegar

Apalagi jika berkaitan dengan mereka yang kucintai

Jangankan melihat mereka menangis

Ketika salah satu dari mereka terlihat murung olehku

Saat itu juga aku tidak merasa nyaman

Ada apa...?

Siapa yang membuatmu patah ?

Apa yang salah ?

Siapa gerangan yang kau hadapi ?

Aku akan melontarkan banyak tanya kepada mereka

Agar aku tahu apa yang sedang mereka perjuangkan .

Bahkan mengorbankan salah satu dari mimpi-mimpikupun aku rela

Supaya mereka tidak terjatuh dalam pencobaan

Tidak ada yang lebh aku cintai selain diriku sendiri

Kecuali mereka yang aku cintai

Mereka tidak hanya memberi warna bagiku

Mereka adalah jantung kedua yang selalu memberi hidup bagiku

Meski jantung pertamaku hampir sekarat

Aku terus merasakan hujan berkat yang melimpah dalam tia lembaran hidupku

Namun satu-satunya hujan yang tak pernah kuinginkan dan tak ingin kulihat

Adalah hujan yang membasahi pipi orang-orang yang aku cintai

Jika itu hujan bahagia maka aku akan senang melihatnya

Namun jika itu hujan yang membawa sesal maka akupun akan ikut basah karenanya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun