Tuhan..
Apakah engkau tahu..
Bahwa aku tidak terlalu peduli dengan mimpi-mimpi yang telah hancur
Tentang babak belurnya aku dihantam oleh berbagai rintangan
Biar kutelusuri  retakan-retakan jalan  yang hampir longsong
Asal masih ada setitik terang disetiap jalan yang harus kulalui
Tidak peduli seberapa banyak luka yang harus kuterima
Aku akan tetap menjalaninya
Biarlah kubuat fana itu menjadi nyata
Biarkan aku berteman dengan sepi dan sunyi
Demi mengobati sedemikian banyak luka
Tuhan,aku adalah insan yang kuat untuk diriku sendiri
Namun,aku bukanlah insan yang selalu kuat dan tegar
Apalagi jika berkaitan dengan mereka yang kucintai
Jangankan melihat mereka menangis
Ketika salah satu dari mereka terlihat murung olehku
Saat itu juga aku tidak merasa nyaman
Ada apa...?
Siapa yang membuatmu patah ?
Apa yang salah ?
Siapa gerangan yang kau hadapi ?
Aku akan melontarkan banyak tanya kepada mereka
Agar aku tahu apa yang sedang mereka perjuangkan .
Bahkan mengorbankan salah satu dari mimpi-mimpikupun aku rela
Supaya mereka tidak terjatuh dalam pencobaan
Tidak ada yang lebh aku cintai selain diriku sendiri
Kecuali mereka yang aku cintai
Mereka tidak hanya memberi warna bagiku
Mereka adalah jantung kedua yang selalu memberi hidup bagiku
Meski jantung pertamaku hampir sekarat
Aku terus merasakan hujan berkat yang melimpah dalam tia lembaran hidupku
Namun satu-satunya hujan yang tak pernah kuinginkan dan tak ingin kulihat
Adalah hujan yang membasahi pipi orang-orang yang aku cintai
Jika itu hujan bahagia maka aku akan senang melihatnya
Namun jika itu hujan yang membawa sesal maka akupun akan ikut basah karenanya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H