Mohon tunggu...
tika habeahan
tika habeahan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

MENJADI BERKAT BAGI SESAMA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Haruskah Saya Malu Jadi Orang Batak?

16 Maret 2022   22:46 Diperbarui: 17 Maret 2022   08:30 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terlahir sebagai orang batak adalah kebangganku, kemampuanku untuk berbahasa batak juga menjadi kebahagiaan tersendiri untuk saya. Bahasa yang diajarkan sejak kecil adalah bahasa batak atau bahasa batak adalah bahasa ibuku. 

Saya sadar bahwa logat bicara saya, gaya bahasa saya tidak pernah lepas dari bahasa batak. Maka saya tidak heran jika dalam pertemuan -pertemuan orang lain mengenali saya sebagai orang batak hanya dari logat bahasa saya. 

Suatu hari saya mengikuti pertemuan JPIC Se- indonesia yang pesertanya adalah semua kaum biarawan biarawati Fransiskanes. Jumlah yang peserta yang  mengikuti pertemuan itu sekitar 70 orang yang terdiri dari 12 tarekat Fransiskan Indonesia. 

Pertemuan tersebut berlangsung kurang lebih tiga hari dan yang menjadi tuan rumah adalah para fransiskan se kota medan maka saya terpilih sebagai salah satu panitia. Tugas saya sebagai panitia adalah sebagai sie liturgi dibantu oleh beberapa teman.

Dalam pertemuan itu banak kegiatan yang dilakukan salah satunya ialah persentase dan diskusi. Kegiatan ini melibatkan kelompok-kelompok yang terdiri dari 5 peserta dari beberapa ordo dan tarekat. 

Kebetulan saja kelompok saya pada saat itu berasal dari jawa dan flores. Kita tahu bagaimana logat bicara saudara-saudari kita yang dari jawa dan flores lebih mengarah pada kelembutan dn mengalah. Lah, sementara saya orang batak ketika berbicara terkesan keras dan beringas.

Nah, pada waktu season diskusi saya mencoba untuk berbagi pengalaman. Saya melihat bahwa mereka sangat antusias mendengar sharing saya sehingga saya tetap semangat untuk mnceritakan pengalaman saya itu. Tapi yang terjadi bukanlah seperti apa yang saya pikirkan tapi sebaliknya. Teman- teman terlihat serius mendengar sharing saya bukan karena sharing yang mantap tapi karena logat bahasaku yang terkesan lucu menurut mereka.

Hal ini saya ketahui setelah saya selesai bersharing. Seorang saudari dengan polos mengatakannya" Hey saudari, mengapa anda berteriak pada saat berbicara, suaramu keras hingga membangunkanku dari rasa ngantuk, bahasa yang kamu gunakan mengapa huruf kapital semua , tapi tidak apa-apa sharingmu begutu menarik hingga membuat kami merasa terpukau." Beberapa saudari lain berkata " asli banget bataknya, hingga bahasa indonesiapun terasa bahasa batak". Mereka tertawa sepuasnya pada saat itu dan saya juga ikut tertawa bersama mereka. 

Bahasa batakku yang khas membuat para saudara dan saudari hafal dengan suaraku bahkan nama saya sudah mereka hafal. Pada saat- saat bersama mereka akan memanggil saya dengan nama yang baru yakni " boru batak". Ketika berpapasan atau makan bahkan mamiri mereka menyapa saya dengan kata nama baru tersebut yakni " boru batak". Saya tidak sakit hati dengan apa yang mereka katakan bahkan saya tidak pernah kecut hati ketika mereka mengejek saya. 

Seorang teman pernah berkata " aku tidak setuju jika mereka berkata demikian, seolah bahasa mereka paling keren dan paling ok. Kalau kamu tidak mau menegur maka saya akan menegur ". saya hanya menjawabnya "menegur itu tidak terlalu penting saudari, ini hanyalah sekedar guyonan untuk beberaa hari ini. 

Lagian mengapa saya harus malu jadi orang batak ?? Toh apa yang mereka katakan itu adalah satu kebenaran dan mereka telah mengalami dan melihatnya sendiri. Banggalah ketika orang lain mampu mengenali kita dengan kekhasan kita masing-masing.

Apakah saya harus malu jadi orang batak ketika orang lain mengejek bahasa saya ? apakah saya harus berpura-pura ? Akh, saya tidak malu. Saya tidak pernah malu jadi orang batak dan saya juga ingin orang banyak tahu kalau saya asli orang batak. Karena bagi saya tidak ada alasan bagi saya untuk berpura-pura menjadi orang jawa atau flores dan tidak ada yang harus saya rahasiakan sebagai orang batak. Semua orang tahu apa yang menjadi karakter orang batak mulai dari bentuk wajah, logat bahasanya hingga postur tubuhnya. 

Batak itu menjadi identitas saya. Maka ketika saya mampu menunjukkan bahwa saya orang batak ini merupakan salah satu bentuk dukungan saya terhadap suku batak. Sejak kecil saya selaludiajari orangtua untuk tetap mengingat bahasa batak. Ada kesan lucu memang ketika orang batak menggunakan bahasa indonesia.

Lucunya terletak pada penggunaan bahasa yang kadang kala diterjemahkan langsung atau dipelesetkan misalnya penggaris atau rol. Rol itu dalam bahasa batak disebut dengan istilah " Balobas" maka sebagian orang akan mengungkapkannya dalam bahasa indonesia dengan kata yang hapir sama yakni " blebas". Kata-kata seperti inilah yang sering membuat orang menjadi tertawa.

Nah, pengalaman yang tak seberapa ini menghantar saya pada sebuah kesadaran bahwasanya ada saat dimana saya tidak mampu mencintai bahkan menerima apa yang menjadi identitas saya. Kalau direnungkan lebih dalam lagi mengapa saya harus malu ketika orang lain menertawakan bahasaku ? 

Mengapa saya harus malu ketika saya mahir mengungkapkan bahasa ibu ? Wah...ketahuilah wahai diri tidak perlu malu. Ingat saja,jadilah dirimu sendiri tidak usah berpura-pura menjadi diri orang lain. 

Pengalaman ini juga mengajarkan saya untuk tidak pernah malujadi orang batak entah kemanapun saya pergi. Barangkali akan selalu ada orang yang suka mengejek bahkan memberikan label bahwa orang batak itu keras, dan lain sebagainya. 

Hal itu tidaklah menyurutkan semangat saya sebagai orang batak. Saya tidak pernah down hanya karena ejekan orang lain justru saya ingin mendobrak persepsi mereka bahwa orang batak tidak selalu seperti apa yang mereka pikirkan dan katakan yakni keras.

Saya tahu bahwa setiap kita punya keunikan masing-masing. Biarlah perbedaan itu kita buat untuk memperkaya satu sama lain. Bertindaklah sesuai identitas kita masing-masing. 

Salah satu cara kita untukmenghargai dan melestarikan budaya adalah dengan mencintai dan merawat apa yang menjadi identitas kita masing-masing salah satunya kekayaan suku kita masing-masing.

Jangan malu jadi orang batak...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun