Mohon tunggu...
tika habeahan
tika habeahan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

MENJADI BERKAT BAGI SESAMA

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Si Ulat yang Menjijikkan

7 Februari 2022   20:37 Diperbarui: 7 Februari 2022   20:44 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Kini siulat yang menjijikkan diam seribu bahasa

Tanpa ragu menjdi kepompong

Berdoa dan berjuang tanpa kenal waktu

Berserah pada kehendak Ilahi

Perlahan kepompong mulai terbuka

Doa siulat yang menjijikkan mulai menjadi kenyataan

keluarlah kupu-kupu cantik nan indah

Sebagai bukti bahwa ulat tidak lemah

Dulu yang menghinanya kini takjub melihatnya

Dulu yang mencela kini tak sanggup lagi berkata-kata

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun