Mempererat relasi dengan keuarga,tetangga,kawan-sahabat dan kenalan adalah kewajiban kita. Barangkali dari kita sudah banyak membuat schedule liburan, semoga kita tidak lupa membuat schedule untuk kunjungan keluarga. Rayakanlah moment nataru ini terlebih dahulu Bersama keluarga supaya rasa rindu selama bertahun-tahun lekas terobati. Barangkali banyak hal yang tertunda dan yang yang terjadi ditengah keluarga kita. Entah itu kehilangan anggota keluarga ataupun usaha-usaha yang mandeg. Mari kita duduk Bersama lagi untuk mereview perjalanan kita Bersama anggota keluarga.
Tiga hal ini adalah momen penting yang harus  kita lakukan sebelum merayakan natal. Sangatlah baik bila kita mampu mengemas nataru itu secara exciting dan memorable. Masing-masing kita bisa membungkus aneka cerita, mendandani gedung-gedung sekitar  dengan pernak-pernik natal. Jangan lupa juga berburu baju bagus biar tampil modis, boleh juga ditambahkan  karangan bunga dan kotak yang dibungkus dengan indah untuk menghiasi pohon natal dirumah.
Tapi ingat ya..! Ini penting juga. Â Natal bukan hanya cerita tentang keceriaan atau sukacita yang meriah, lampu terang warna-warni dan kemewahan makanan. Juga bukan tentang mereka yang bisa membeli hadiah terbesar atau tentang rumah yang paling indah dekorasinya tetapi kesedihan dan rasa sakit juga termasuk dalam cerita Natal.
Bagaimana kita mampu mendamaikan rasa ini? Bagaimana perasaan kita tentang situasi Natal saat ini ? tentu saja tidak ada jawaban paku mati atas pertanyaan ini. Masing-masing kita bisa menjawabnya, jawabannya akan tergantung pada apa yang terungkap ketika kaca pembesar yang meriah ditempatkan di atas hubungan kita dengan keluarga, teman dan Tuhan sendiri.
Kabar gembira tentang penghiburan dan sukacita natal menjadi peluang bagi kita untuk berbagi bersama orang-orang yang dengannya kita berbagi kasih dengan hidangan persaudaraan yang tidak rumit. Segala keretakan dan ketegangan juga pengalaman pahit tidak serta-merta kita hindari sepanjang tahun pandemic namun kita peluk Bersama agar kiranya melebur Bersama tahun yang akan berlalu. Biarkan segala yang pahit menjadi batu loncatan untuk menjadikan pribadi kita menjadi semakin baik.
Jika kita peka terhadap situasi dan membuka mata terhadap dunia, kita tidak hanya melihat hadiah dan mata yang berbinar, tetapi juga air mata dan sakit hati. Kita juga melihat tubuh dan darah yang hancur. Melihat para tunawisma dan anak-anak mati kelaparan karena wabah Covid. Menjamurnya keserakahan manusia. Dan tak ketinggalan tentu saja melihat anggota keluarga yang dibawa ke pemakaman.
Tahun ini banyak dari kita yang mungkin meneteskan air mata saat menyanyikan lagu-lagu Natal, tetapi kita harus tetap bernyanyi. Di tengah tragedi dan kehancuran ini, masih ada alasan bagi kita untuk menyanyikan kegembiraan bagi dunia dan perdamaian. Itulah benih harapan untuk masa depan kita dan ajakan bertindak untuk masa kini.
Mungkin kita bertanya, di mana letak kebahagiaan bagi mereka yang menderita, patah hati, atau berduka? Jawabannya adalah bahwa sukacita Natal terletak tepat di tengah-tengah semua rasa sakit dan kesengsaraan ini.
Sebuah kebenaran bahwa kita merayakan Natal untuk mengingat bahwa Yesus datang untuk menyelamatkan dunia. Allah mengutus Anak-Nya untuk menyembuhkan mereka yang terluka. Ini adalah janji untuk penyembuhan dan kedamaian. Natal adalah untuk mereka yang terluka. Kegembiraan Natal juga terletak pada cinta untuk orang lain, harapan untuk dunia yang lebih baik, dan kedamaian untuk semua bahkan selama masa kehancuran. Natal kali ini  bergerak memilih pengampunan daripada balas dendam. Natal bekerja menuju dunia yang lebih baik. Natal mengajak kita berdoa untuk perdamaian di bumi. Sebuah pembelajaran bahwa harapan dan cinta lebih besar daripada keputusasaan.
Natal juga berbagi apa yang kita miliki dengan mereka yang memiliki sedikit. Natal membuka kesempatan untuk menjangkau orang lain yang terluka. Natal adalah momen mengetahui bahwa seseorang peduli padamu.
Selamat menyongsong natal,semoga kita mampu merayakannya dalam sukacita.