Selain itu anak-anak yang sedang saya dampingi sekarang adalah masa depan gereja. Jika mereka tidak mendapatkan pembinaan yang baik dari sekarang bagaimana keadaan gereja kelak sementara masa depan gereja ada ditangan mereka. Itulah yang selalu terngiang dibenak saya selama mendampingi mereka.
Maka saya sebagai seorang guru yang sekaligus juga religius,saya merasa bahwa ini adalah tanggung jawab saya. Hal inilah yang membuat saya tekun dan setia untuk menjalankan tugas saya sebagai guru. Tak ada hal lain yang saya bagikan kepada mereka selain ilmu dan pengalaman yang kumiliki. Selain berbagi saya juga belajar banyak hal dari mereka.
Yesuslah yang  menjadi acuan atau  menjadi contoh bagi saya agar saya mampu menjadi guru yang baik. Dalam kitab suci saya dapat menemukan keteladanan hidupnya. Kiranya apa yang Dia contohkan kepada saya menjadikan hidup saya bermanfaat bagi orang lain dalam hal memberikan keteladanan hidup. Sehingga kesejatian Yesus sungguh tercermin dalam diriku.
Barangkali pengorbanan yang saya lakukan tidak seberapa jika dibandingkan dengan pengorbanan Yesus. Namun,kisah perjalanan Yesus selama menjadi gembala bagi kawanan domba-Nya senantiasa menginspirasi saya. Walau tantangan banyak namun Yesus tetap menghantar para kawanan kepada jalan keselamatan. Tantangan tidak menjadi penghalang bagiku dalam mewujudkan cinta.
Semoga Yesus memampukanku menjadi guru yang baik,juga membantuku untuk senantiasa merefleksikan hidup yang sedang saya jalani,sehingga aku mampu melakukan pembaharuan diri secara terus menerus.
salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H