“Nggar, ini selendang kamu atau bukan sih, aku bingung hlo,” Dina berkata pada Enggar sambil mengangkat selendang biru. Dikira selendang biru itu milik Enggar, sebab Enggar yang paling akhir ambil barang.
Udin menoleh ke arah Dina, “Itu tadi di atas pompa air, aku kira tadi gak ada yang punya, jadi aku tinggalin di kamar,” jelas Udin, “untung kamu bawa Din, nggak taunya punya Enggar,” sahut Udin lagi.
“Bukan aku kali yang bawa, kalau punya Enggar ya pasti di kamar kami,” kata Dina, “kalau di kamar kalian ya pasti punya kalian,” Dina menjelaskan.
Udin bingung, Dina lebih bingung lagi, sedangkan Enggar shock seraya mengatupkan mulutnya rapat-rapat. Wahyu tak ambil pusing, dia segera mengajak Udin supaya ikut ke rumah Pak Arif. Wahyu dan Udin segera menuju motornya untuk kembali ke rumah Pak Arif, kali ini memang harus minta bantuan Pak Arif untuk mencarikan mahasiswa tempat menginap yang baru. Tidak apa-apa meskipun bukan tempat yang KKN-able.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H