Jahatnya diri ini, jika keceriaan yang ia tampakkan setiap pagi harus aku sambut dengan keluhan menatap hidup. Lebih jahat lagi jika kelelahan ia kala melintas di sore hari harus aku sambut dengan pelototan mata karena terlalu berjejal dipikir ini untuk menumpuk apa yang belum ada.
Yah, Sajar, sahabat syukur saya. Yang selalu saya rindu dan nantikan silaturahminya setiap kali hari raya. Dalam momen hari raya itulah, saya bisa berkaca, siapa saya! Nikmat sekali rasanya melepas keluarga ini keluar dari rumah usai menikmati hidangan hari raya dan sedikit oleh-oleh dari saya. Senyum dan kepuasan yang ditampakkan menyiratkan keihlasan ia dalam menapaki hidup dengan segala takdir yang dijalaninya. Ingin tahu siapa Sajar? Dialah pemulung tulen! Pejuang kehidupan!
Teringat kalimat hikmah dari AA Gym, “Jangan takut dengan rezeki yang belum ada, tetapi takutlah untuk tidak bisa mensyukuri rezeki yang telah diterima…”.
Teringat pula, “Orang itu suka dipuja karena belum mengenal Tuhannya…”.
Dan Sajar, sahabat syukur saya, telah mempraktekkan dalam kehidupan nyata apa yang tersirat dari kata-kata hikmah itu. Entahlah.
Terima kasih sahabat syukur saya, semoga Allah swt. ridho dengan hidup dan kehidupan kita, amin. Wallahu’alam bisshawab
Kertonegoro, 27 Juli 2016
Salam,
Logo : https://www.facebook.com/groups/rumpies23theclub/?fref=ts