Mohon tunggu...
AKHMAD FAUZI
AKHMAD FAUZI Mohon Tunggu... Guru - Ada yang sedikit membanggakan saya sebagai "anak pelosok", yaitu ketiga bersama pak JK (Jusuf Kalla) menerbitkan buku keroyokan dengan judul "36 Kompasianer Merajut Indonesia". Saya bersama istri dan ketiga putri saya, memasuki akhir usia 40an ini kian kuat semangatnya untuk berbagi atas wawasan dan kebaikan. Tentu, fokus berbagi saya lebih besar porsinya untuk siswa. Dalam idealisme saya sebagai guru, saya memimpikan kemerdekaan guru yang sebenarnya, baik guru sebagai profesi, guru sebagai aparatur negara, guru sebagai makhluk sosial.

-----Ingin tahu, agar tahu kalau masih belum tahu----- KLIK : 1. bermututigaputri.guru-indonesia.net 2. www.titik0km.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ayo, Siapa yang Masih Suka Pancasila

21 April 2016   17:19 Diperbarui: 21 April 2016   17:27 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dimana akan kebenaran semua itu?

Saya hanya bertanya saja, "Siapa diantara pembaca, dan seluruh bangsa ini yang masih mencintai Pancasila...?".

Sungguh, ini hal yang semakin krusial untuk dipertanyakan. Karena, simposium itu bisa jadi ditafsirkan bisa mendegradasi akan KESAKTIAN PANCASIL. Tetapi, gejolak yang lebih masih lagi adalah, adanya upaya pemaksaan isme-isme dari luar agar hidup di bumi Pancasila ini.

Isme-isme itu tidak melulu dalam konteks agama, tetapi juga menyangkut budaya, sosial, ekonomi, hubungan kekerabatan (paternalisitk),, mindset memandang nilai-nilai pembangunan dan seterusnya.

Yah PROXY WAR telah berlangsung, kekuatan luar sudah memulai pertarungan, liberalisme, kapitalisme, fundmentalisme, komunisme, sekulerisme, sosialisme, dan sebagainya.

Maka, menjadi keheranan saya, ketika ada pernyataan mantan ketum organisasi kepemudaan (yang berafiliasi pada salah satu organisasi keagamaan) di negeri ini hanya lebih menyoroti dari sisi "KEWASPADAAN PADA WAHABI". Sementara LGBT, embrio-embrio atheis, antek-antek liberal, sekuler, kapital, tidak pernah ia kritisi.

Artinya, Mari jernihkan pikir. Ajak bangsa ini untuk kembali kepada falsafah negara, Panasila. Entah itu wahabi, ISIS, atheis, komunis, sosialis, liberal, sekuler, kapitalis, harus kita waspadai pergerakannya.

Kewaspadaan ini adalah upaya nyata akan semangat cinta Pancasila.

Hayo, siapa yang masih cinta Pancasila?

Salam Indonesia jernih, teduh, dan religius.
 Semoga bermanfaat

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun