Mohon tunggu...
Tiffa Amalia
Tiffa Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - My secret is simple. I pray.

Bismillah, and you are great to go❤️

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nilai-nilai Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara

28 Oktober 2021   18:30 Diperbarui: 28 Oktober 2021   18:40 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 A. Nilai-nilai Pancasila telah menyatu dalam kepribadian dan kehidupan bangsa. Oleh sebab itu, Pancasila diterima oleh seluruh masyarakat Indonesia sebagai dasar dan ideologi negara yang mengatur hidup bernegara.

 Bagi bangsa Indonesia, Pancasila memiliki keunggulan dibandingkan dengan ideologi lain.

1  Nilai-Nilai Pancasila dalam Buku Negara Kertagama

Negara Kertagama yang dikarang oleh Mpu Prapanca pada 1478 tahun Saka atau 1365 Masehi bercerita tentang masa kejayaan Kerajaan Majapahit di bawah kepemimpinan Rajasanagara atau lebih dikenal dengan Hayam Wuruk. Dalam buku tersebut terkandung banyak pelajaran yang relevan dengan nilai-nilai Pancasila.

Zaman keemasan Majapahit dimulai dari sumpah Patih Gajah Mada untuk menyatukan wilayah Nusantara dibawah kekuasaan Majapahit. Dengan semangat tersebut Majapahit yang saat itu baru menguasai wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah akhirnya berkembang menjadi kerajaan besar dengan wilayah kekuasaan yang melebihi kawasan Indonesia saat ini mulai dari Pantai Irian Barat sampai ke Semang di Thailand Selatan. Semangat Majapahit tersebut seharusnya menjadi bekal bagi kita untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dalam salah satu cerita tentang perjalanan Hayam Wuruk yng termuat di Negara Kertagama, diceritakan bagaimana raja senantiasa memiliki perhatian kepada rakyatnya. Ia menghargai segala nilai kemanusiaan yang ada pada setiap orang, bahkan pada rakyat jelata sekalipun. Ia juga dikisahkan oleh Mpu Prapanca sebagai raja yang mengutamakan kesejahteraan rakyatnya. 

Naskah Negara Kertagama ditulis di 159 lembar daun lontar berukuran 48x33 cm. masing-masing lembar daun memuat 4 baris naskah yang ditulis dalam aksara Bali dengan menggunakan bahasa Jawa Kuno. Isinya bercerita tentang masa kejayaan kerajaan Majapahit dibawah raja Hayam Wuruk dan patihnya yang setia, Gajah Mada. 

Mulai meceritakan sistem pemerintahan, berbagai upacara keagamaan, adat istiadat, serta keadaan keluarga raja. Naskah itu juga menceritakan perjalanan raja ke Blambangan, Lumajang dan persinggahannya di Singasari untuk menghormati tempat asal leluhurnya itu. Naskah itu juga memuat peranan Patih Gajah Mada dalam kemajuan kerajaan Majapahit.

 Naskah Negara Kertagama ditemukan oleh peneliti asal Belanda, J.L.A Brandes, di reruntuhan istana Cakranegara, Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada 1894. Brandes juga yang pertama kali yang pertama kali membuat buku tentang negara Kertagama. 

Pada 1953 buku tersebut telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Naskah tersebut sempat berpindah ke tangan Belanda, namun pada 1971 Ratu Juliana menyerahkannya kembali kepada Presiden Soeharto untuk disimpan di Museum Nasional. 

Kini, naskah yang kondisinya terawat baik itu tersimpan di Perpustakaan Nasional RI, Jakarta.

2. Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Sosial Budaya Indonesia

Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia bukanlah hal yang baru bagi masyarakat kita. Sejak zaman dahulu, nilai-nilai pancasila sudah terkandung dalam kehidupan sosial budaya masyarakat kita. Nilai-nilai tersebut meliputi berbagai aspek kehidupan dan masih tetap terpelihara hingga saat ini. Contohnya sebagai berikut.

 Sejak zaman nenek moyang, masyarakat kita mempercayai adanya suatu kuasa diatas segala yang berkuasa. Kita mempercayai bahwa segala sesuatu di bumi ini ada yang menciptakannya. 

Oleh sebab itu, setiap melakukan sesuatu seperti membuka hutan untuk lahan pertanian, nenek moyang kita akan melakukan suatu upacaa untuk memohon izin pada Yang Maha Kuasa agar terhindar dari rencana dan berhasil dalam usaha pertaniannya. 

Demikian puladalam melakukan kegiatan-kegiatan lainnya, kita selalu berdoa pada Yang Maha Kuasa agar diberi keselamatan dari segala ancaman yang merugikan dan membahayakan.

 Dalam pergaulan sehari-hari, kita juga menjaga tutur kata, pembawaan, tingkah laku, dan tindak tanduk agar tidak mengganggu orang lain. 

Selain itu, kita juga tidak melakukan hal-hal yang dapat menganggu ketertiban maupun keamanan lingkungan, tidak menyakiti orang lain, tidak mengambil milik orang lain secara semena-mena dan bahkan suka menolong orang yang berkekurangan atau yang hidup menderita. Hal ini dilandasi karena rasa kemanusiaan yang tinggi dalam kehidupan sosial budaya bangsa kita. 

Nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila pancasila

1. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa

Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan keyakinannya sejalan dengan asas kemanusiaan yang adil dan beradab.

2. Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab

Tiap warga Negara mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban antara sesama manusia sebagai asas kebersamaan bangsa Indonesia. Dengan menjujung tinggi persamaan derajat, hak, dan kewajiban, maka seluruh waga Negara bersama-sama akan mampu menegakkan dan memelihara kebersamaan yang dinamis serta selalu mengarah pada kemantapan yang lebih sempurna.

3. Nilai Persatuan Indonesia

Setiap warga Negara mengutamakan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan bagsa dan Negara diatas kepentingan pribadi dan golongan. Sikap tersebut melahirkan kesanggupan dan kerelaan berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara. Sikap positif itu dilandasi oleh rasa cinta kepada tanah air (patriotis) dan rasa cinta kepada bangsa dan Negara (nasionalis).

4. Nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan

Setiap warga Negara atau warga masyarakat mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. Kedudukan yang sama itu digunakan dengan kesadaran, selalu memerhatikan, dan mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat. Selain itu, sebagai warga Negara kita harus mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan persoalan bersama.

5. Nilai Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Seluruh warga Negara bersama-sama menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Memupuk sikap saling menghormati dan bersikap adil antar sesama manusia merupakan dasar kebersamaan.

 Kita harus menghindarkan diri dari sifat pemborosan, bergaya hidup mewah maupun perbuatan yang merugikan kepentingan umum. Bekerja keras dan menghargai hasil usaha orang lain saat dibutuhkan dalam mewujudkan sikap kebersamaan.

 Pada saat terjadi krisis nasional terjadi ancaman berat terhadap kelangsungan hidup bangsa dan Negara, serta tindakan dari sekelompok orang yang mengarah pada disintegrasi bangsa. Namun, Pancasila selalu menjadi pengangan bersama dan ideologi Negara tak tergoyahkan sedikitpun.

Disusun oleh : Tiffa Amalia

Fakultas : Ushuluddin

Prodi : Ilmu Al Qur'an dan Tafsir

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun