Mohon tunggu...
Tika Tifani
Tika Tifani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pengamat aja dalam kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tindak Tutur dan Implikatur dalam Pragmatik

14 Maret 2023   16:18 Diperbarui: 14 Maret 2023   16:29 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

TINDAK TUTUR DAN IMPLIKATUR PRAGMATIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Oleh

Tika Tifani

Perkuliahan Pragmatik bersama Dr. Muhammad Rohmadi, M. Hum.

Pragmatik selalu berkaitan dengan tindak tutur dan maksud tuturan.

Tindak Tutur

Tindak tutur secara umum terbagi atas:

  • Tindak tutur lokusi (locutionary act), merupakan tindak tutur untuk menyatakan sesuatu yang berkaitan dengan perbuatan berhubungan tentang sesuatu dengan mengatakan sesuatu (an act of saying something), seperti memutuskan, mendoakan, merestui dan menuntut. Misal; manusia memiliki dua tangan, pohon manga punya batang keras, dll.
  • Tindak tutur ilokusi (illocutionary act), merupakan tindak tutur yang berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu, dapat juga digunakan untuk melakukan sesuatu yang berkaitan dengan perbuatan berhubungan dengan menyatakan sesuatu. Misalnya pada kalimat, "Saya tidak dapat menghadirinya". Kalimat tersebut bisa saja selain berfungsi untuk menyatakan sesuatu, tetapi juga tersirat melakukan sesuatu, yakni permintaan maaf karena tidak dapat hadir.
  • Tindak tutur perlokusi (perlocutionary speech act), merupakan tindak tutur yang dilakukan dengan mengujarkan sesuatu, membuat orang lain percaya akan sesuatu dengan mendesak orang lain untuk berbuat sesuatu, dll. atau mempengaruhi orang lain. Misalnya kalimat "Pohon itu sangat tinggi". Kalimat tersebut mengandung metapesan (pikiran lawan tutur atau praanggapan agar ada keputusan) "Jangan memanjatnya!  atau "Pohon itu tidak bisa dipanjat."  Semakin tidak langsung suatu tuturan penutur maka semakin kuat daya perlokusi begitu juga sebaliknya.

Tindak tutur berdasarkan maksud penutur ketika berbicara:

  • Representatif.
  • Tindak tutur komisif.
  • Direktif.
  • Tindak tutur ekspresif.
  • Deklaratif.

Tindak Tutur Berdasarkan Mudusnya:

  • Tuturan langsung. Misalnya,
  • A: "Minta uang untuk membeli gula!"
  • B: "Ini"
  • Tuturan tidak langsung. Misalnya,
  • A: "Gulanya habis, yah?"
  • B: "Ini uangnya, beli sana!"
  • Rumahnya jauh. (bermaksud: jangan pergi ke sana).
  • Adiknya sakit. (bermaksud: jangan ribut atau tengoklah!)

Tindak Tutur Berdasarkan Keliteralannya:

  • Tuturan literal: tuturan yang sesuai dengan maksud atau modusnya. Misalnya, Bagus teruskan! (makna lugas: teruskan)
  • Tuturan tidak literal: tuturan yang tidak sesuai dengan maksud dalam tulisan/tuturan. Misalnya, Bagus teruskan! (makna tidak lugas: berhenti/hentikan). Hal ini dalam bahasa Jawa disebut "nglulu. Dalan bahasa memang kadang-kadang terjadi makna kias, seperti yang bagus dikatakan jelek (hal ini disebut banter ([bEnte]), atau yang jelek dikatakan bagus (disebut ironi).

Implikatur Percakapan

Implikatur pragmatik selalu disampaikan secara tersembunyi atau tidak langsung.  Konsep implikatur itu dipakai untuk menerangkan perbedaan yang sering terjadi antara "apa yang diucapkan" dengan "apa yang diimplikasikan". Misalnya percakapan berikut:

Si A bertanya kepada B tentang teman mereka, C, yang bekerja di sebuah toko emas, jawaban B ternyata begini:

"Oh begitu, saya kira lumayan; tampaknya juga ia menyukai rekan-rekannya, dan sejauh ini belum pernah dipenjara"

Jawaban B itu bisa saja mendorong A untuk bertanya lebih lanjut tentang bagian "belum pernah dipenjara". Kemudian bila A bertanya maka B dapat menjawab dengan mengatakan bahwa C adalah orang yang mudah terlena oleh ajakan teman kerjanya untuk mencuri emas di tempatnya bekerja itu. Teman-teman B suka menjerumuskan pegawai-pegawai baru atau jawaban-jawaban lain yang serupa. Namun, bisa jadi A tidak bertanya lebih lanjut karena A sudah memahami berdasarkan konteks pembicaraan mereka. Padahal apa pun yang dimaksud oleh B, jelas berbeda dengan apa yang diucapkan, yaitu "belum pernah dipenjara".

IMPLIKATUR YANG DITEMUI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

  • A: "Wah makan double timun"
  • B: "Oiya belum aku tuang"

Percakapan antara A dan B tersebut terjadi ketika si B sedang memakan nasi goreng mawut yang sudah terdapat potongan timun tetapi B masih hendak menambahkan acar timun. Si A mengetahui niat B, maka kalimat "Wah makan double timun" mengandung maksud dan tujuan untuk mengingatkan B agar menuang acar timunnya. Kalimat A mengandung tindak tutur perlokusi. Terbukti kalimat A bermaksud membuat orang lain percaya akan sesuatu dengan mendesak orang lain untuk berbuat sesuatu.

  • P: "Jam berapa sekarang?"
  • R: "Penjual sayur keliling belum lewat."

Kalimat tersebut tampak tidak berkaitan karena yang pertama berbicara jam yang kedua berbicara tentang penjual sayur keliling. Namun kedua orang (yakni P dan R) yang tahu penggunaan bahasa dalam situasi pembicaraan itu mampu "menangkap" faktor-faktor atau informasi tersembunyi di balik ujaran.

Kalimat di atas jika dijabarkan seperti ini :

P: "Bisakah kamu memberitahukan kepadaku jam berapa sekarang (dalam penunjuk/jarum jam)"

R: "(Aku tidak tahu secara tepat jam berapa sekarang, (bisa jadi karena tidak ada jam yang bisa dilihat saat itu) tetapi aku bisa memberithukan kepadamu suatu peristiwa sebagai pengganti jam, yaitu penjual sayur keliling (yang biasa) belum lewat."

Dalam percakapan itu informasi/jawaban yang diperlukan tidak secara lengkap atau tidak secara langsung disampaikan tetapi keduanya tetap bisa saling memahami, dalam arti informasi/jawaban yang "tak terucapkan" sebagaimana digambarkan dalam jabaran dapat dipahami oleh mereka.

Percakapan 1

  • Anak: "Bensin motor varionya habis"
  • Ibu: "Tak ambilkan uang, nanti belikan bensin sekalian!"

Percakapan 2

  • X: "Es batunya habis ya?"
  • Y: "Ini belikan di Bu Tolib dua ribu saja!"

Kadang-kadang memang secara pragmatis kalimat berita dan tanya digunakan untuk memerintah, sehingga tindak tutur tidak langsung (indirect speech).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun