Mohon tunggu...
Tika Tifani
Tika Tifani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pengamat aja dalam kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tindak Tutur dan Implikatur dalam Pragmatik

14 Maret 2023   16:18 Diperbarui: 14 Maret 2023   16:29 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Implikatur pragmatik selalu disampaikan secara tersembunyi atau tidak langsung.  Konsep implikatur itu dipakai untuk menerangkan perbedaan yang sering terjadi antara "apa yang diucapkan" dengan "apa yang diimplikasikan". Misalnya percakapan berikut:

Si A bertanya kepada B tentang teman mereka, C, yang bekerja di sebuah toko emas, jawaban B ternyata begini:

"Oh begitu, saya kira lumayan; tampaknya juga ia menyukai rekan-rekannya, dan sejauh ini belum pernah dipenjara"

Jawaban B itu bisa saja mendorong A untuk bertanya lebih lanjut tentang bagian "belum pernah dipenjara". Kemudian bila A bertanya maka B dapat menjawab dengan mengatakan bahwa C adalah orang yang mudah terlena oleh ajakan teman kerjanya untuk mencuri emas di tempatnya bekerja itu. Teman-teman B suka menjerumuskan pegawai-pegawai baru atau jawaban-jawaban lain yang serupa. Namun, bisa jadi A tidak bertanya lebih lanjut karena A sudah memahami berdasarkan konteks pembicaraan mereka. Padahal apa pun yang dimaksud oleh B, jelas berbeda dengan apa yang diucapkan, yaitu "belum pernah dipenjara".

IMPLIKATUR YANG DITEMUI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

  • A: "Wah makan double timun"
  • B: "Oiya belum aku tuang"

Percakapan antara A dan B tersebut terjadi ketika si B sedang memakan nasi goreng mawut yang sudah terdapat potongan timun tetapi B masih hendak menambahkan acar timun. Si A mengetahui niat B, maka kalimat "Wah makan double timun" mengandung maksud dan tujuan untuk mengingatkan B agar menuang acar timunnya. Kalimat A mengandung tindak tutur perlokusi. Terbukti kalimat A bermaksud membuat orang lain percaya akan sesuatu dengan mendesak orang lain untuk berbuat sesuatu.

  • P: "Jam berapa sekarang?"
  • R: "Penjual sayur keliling belum lewat."

Kalimat tersebut tampak tidak berkaitan karena yang pertama berbicara jam yang kedua berbicara tentang penjual sayur keliling. Namun kedua orang (yakni P dan R) yang tahu penggunaan bahasa dalam situasi pembicaraan itu mampu "menangkap" faktor-faktor atau informasi tersembunyi di balik ujaran.

Kalimat di atas jika dijabarkan seperti ini :

P: "Bisakah kamu memberitahukan kepadaku jam berapa sekarang (dalam penunjuk/jarum jam)"

R: "(Aku tidak tahu secara tepat jam berapa sekarang, (bisa jadi karena tidak ada jam yang bisa dilihat saat itu) tetapi aku bisa memberithukan kepadamu suatu peristiwa sebagai pengganti jam, yaitu penjual sayur keliling (yang biasa) belum lewat."

Dalam percakapan itu informasi/jawaban yang diperlukan tidak secara lengkap atau tidak secara langsung disampaikan tetapi keduanya tetap bisa saling memahami, dalam arti informasi/jawaban yang "tak terucapkan" sebagaimana digambarkan dalam jabaran dapat dipahami oleh mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun