Sejak diresmikan setahun lalu, Holding UMi telah melayani kebutuhan 23,5 juta nasabah dengan total outstanding pembiayaan mencapai sebesar Rp183,9 triliun per Agustus 2022.
Pada Agustus 2022 integrasi layanan ketiga entitas atau co-location melalui Gerai Senyum mencapai 1.003 lokasi. Bentuk integrasi layanan lainnya berupa PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) yang bergabung sebagai Agen BRILink sudah mencapai 40.121. Di samping itu, terdapat nasabah tabungan baru UMi mencapai 6,85 juta nasabah atau melampaui target awal sebanyak 3,3 juta nasabah pada 2022.
Selain itu, BRI Group harus menjangkau masyarakat sebanyak mungkin melalui proses bisnis digitalisasi layanan keuangan, sehingga layanan dan proses bisnis dapat lebih cepat atau go faster. Maka, BRI dapat melayani masyarakat dengan memberikan akses keuangan yang lebih luas, lebih mudah, lebih cepat dan lebih terjangkau, serta biayanya efisien.
Untuk memberikan layanan perbankan hingga ke berbagai wilayah secara go smaller, go shorter dan go faster, digitalisasi BRI mengacu pada tiga  framework utama, antara lain:
1) Digitizing Core atau digitalisasi proses bisnis bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan fokus pada efisiensi.Â
2) Digital Ecosystems, yaitu menyiapkan berbagai platform digital untuk mendorong BRI masuk ke dalam bisnis ekosistem value chain, sehingga menjadi sumber pertumbuhan baru di sisi Current Account Saving Account (CASA), Fee Based Income (FBI) dan Nasabah baru BRI.Â
3) New Digital Propositions, BRI melakukan inovasi teknologi finansial melalui pendekatan digital secara penuh dan bisnis model baru untuk memberikan layanan kepada nasabah lebih cepat, baik, dan efisien.
Melalui transformasi serta strategi go smaller, go shorter, serta go faster yang didukung oleh digitalisasi, BRI menunjukkan kinerja yang solid dengan mencatatkan aset konsolidasian mencapai Rp1.678,10 triliun atau tumbuh 4,23% year on year (yoy). Sedangkan, total kredit dan pembiayaan BRI Group telah menembus seribu triliun rupiah, tepatnya sebesar Rp1.042,87 triliun. Proporsi kredit UMKM BRI pun terus merangkak naik, sebesar 83,86% dari total penyaluran kredit BRI disalurkan kepada segmen UMKM. Angka ini meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, dan BRI akan terus meningkatkan proporsi tersebut, hingga mencapai 85% pada tahun 2024.
Perjalanan BRI Group dalam menggapai visi dihadapkan dengan banyak tantangan, dimulai dari pandemi COVID-19 hingga gejolak ekonomi global. Maka, diperlukan strategic response yang dilakukan BRI adalah dengan menyelamatkan UMKM melalui strategi business follows stimulus.
Agar stimulus berjalan efektif, BRI menyiapkan empat syarat. Pertama, harus ada dananya, ialah memastikan anggarannya tersedia. Kedua, data pihak yang mendapatkan stimulus tersedia. Ketiga, menyiapkan sistem yang kredibel dan reliable agar stimulus tersebut tepat sasaran. Dan keempat, adalah komunikasi secara terus menerus kepada masyarakat.
Di sisi lain, BRI melihat UMKM sebagai tulang punggung pertumbuhan perekonomian Indonesia perlu dieskalasi pertumbuhannya. BRI sebagai lembaga keuangan mengambil peran dengan mengucurkan 83,27% dari total kredit kepada pelaku UMKM per kuartal II-2022.