Suatu malam, seorang suami tampak menikmati secangkir kopi panas. Melihat istrinya sibuk membuat laporan keuangan, sang suami lantas bertanya:
Suami: Itu kemarin beli tiket pesawat buat dinas, pakai uang kita?
Istri: Bukan dong, hutang dulu di koperasi. Kan koperasi melayani penjualan tiket juga.
Suami: Trus nanti bayarnya kapan?
Istri: Ya nanti kalau sudah perjalanannya sudah cair, baru bayar. Kenapa sih tanya-tanya? Gak merugikan keuangan kita kok.
Suami: Yaaa kan aku cuma ingin tahu. Biasanya kan memang suka pakai duit pribadi dulu dan digantinya lama banget.
Istri: Sudahlah urusan keuangan kantor gak perlu tahu. Gak penting.
Suami: Cuma pengen tahu aja kok. Seperti kamu ingin tahu masalah pekerjaanku.
Istri: Tapi masalah keuangan itu susah. Kamu gak akan mampu. Biar aku aja.
Suami: Gayaaa
Istri: Lah, bukan gaya. Emang kenyataannya begitu. Sekarang Menteri Keuangan terbaik di dunia siapa?Â
Suami: Sri Mulyani
Istri: Laki-laki apa perempuan?
Suami: Kebetulan perempuan
Istri: Bukan kebetulan yaaaa... perempuan itu memang diciptakan lebih baik dari laki-laki. Kami diciptakan setelah laki-laki kan, jadi jelas sudah ada perbaikan, sudah ada improvement.
Suami: Kalian kan diciptakan dari tulang rusuk kami.
Istri: Itu karena sudah ada ciptaan model pertama. Kalau sudah ada prototype, kenapa harus membuat dari awal lagi? Tuhan itu pintar. Tinggal ambil dari prototype, lalu disempurnakan. Dibuat lebih cerdas. Makanya kami bisa mengurus keuangan yang rumit, ruwet, dan njllimet. Sudahlah, mau diakui atau tidak, ciptaan terakhir pasti akan lebih baik dari ciptaan yang pertama. Benar kan?Â
Suami: Iya sih. Tapi kenyataannya lebih banyak pemimpin laki-laki kan daripada perempuan?
Istri: Bukan begitu. Itu karena selama berabad-abad, kalian dengan budaya patriarki yang kalian buat itu, membuat kami susah bergerak. Kalian menyematkan berbagai stereotipe negatif kepada perempuan-perempuan yang ingin membuat perubahan. Jatuh dari surga saja, kalian menuduh kami penyebabnya. Kalian bilang kami gampang terbujuk omongan setan lalu mempengaruhi kalian. Udah dewasa kok nyalahin orang lain atas keputusan yang dibuat sendiri. Sekarang kalian lihat ada perempuan diperkosa, yang kalian salahkan juga perempuannya. Bajunya terlalu mini, jilbabnya kurang panjang, perempuan keluarnya kok malam, dan seterusnya dan seterusnya.Â
Tapi asal tahu saja, dengan segala kekangan kalian pun, masih banyak perempuan hebat. Ratu Sima, Tribhuwana Tunggadewi, Cleopatra, Ratu Elizabeth I, Anne Boleyn, Ken Dedes, Ratu Kalinyamat, dan masih banyak lagi. Walaupun kalian masih saja berusaha mendikreditkan mereka dengan segala macam alasan yang tidak punya dasar yang kuat. Â
Dan obrolan pun berakhir. Sang suami kembali menyeruput kopi yang sudah mulai dingin. Sang istri kembali pada kertas, pulpen, dan struk belanjanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H