Suami: Sri Mulyani
Istri: Laki-laki apa perempuan?
Suami: Kebetulan perempuan
Istri: Bukan kebetulan yaaaa... perempuan itu memang diciptakan lebih baik dari laki-laki. Kami diciptakan setelah laki-laki kan, jadi jelas sudah ada perbaikan, sudah ada improvement.
Suami: Kalian kan diciptakan dari tulang rusuk kami.
Istri: Itu karena sudah ada ciptaan model pertama. Kalau sudah ada prototype, kenapa harus membuat dari awal lagi? Tuhan itu pintar. Tinggal ambil dari prototype, lalu disempurnakan. Dibuat lebih cerdas. Makanya kami bisa mengurus keuangan yang rumit, ruwet, dan njllimet. Sudahlah, mau diakui atau tidak, ciptaan terakhir pasti akan lebih baik dari ciptaan yang pertama. Benar kan?Â
Suami: Iya sih. Tapi kenyataannya lebih banyak pemimpin laki-laki kan daripada perempuan?
Istri: Bukan begitu. Itu karena selama berabad-abad, kalian dengan budaya patriarki yang kalian buat itu, membuat kami susah bergerak. Kalian menyematkan berbagai stereotipe negatif kepada perempuan-perempuan yang ingin membuat perubahan. Jatuh dari surga saja, kalian menuduh kami penyebabnya. Kalian bilang kami gampang terbujuk omongan setan lalu mempengaruhi kalian. Udah dewasa kok nyalahin orang lain atas keputusan yang dibuat sendiri. Sekarang kalian lihat ada perempuan diperkosa, yang kalian salahkan juga perempuannya. Bajunya terlalu mini, jilbabnya kurang panjang, perempuan keluarnya kok malam, dan seterusnya dan seterusnya.Â
Tapi asal tahu saja, dengan segala kekangan kalian pun, masih banyak perempuan hebat. Ratu Sima, Tribhuwana Tunggadewi, Cleopatra, Ratu Elizabeth I, Anne Boleyn, Ken Dedes, Ratu Kalinyamat, dan masih banyak lagi. Walaupun kalian masih saja berusaha mendikreditkan mereka dengan segala macam alasan yang tidak punya dasar yang kuat. Â
Dan obrolan pun berakhir. Sang suami kembali menyeruput kopi yang sudah mulai dingin. Sang istri kembali pada kertas, pulpen, dan struk belanjanya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI