Mohon tunggu...
tiashae
tiashae Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

philotechnical🌿

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Diriku dalam Cermin

3 Juni 2024   14:06 Diperbarui: 3 Juni 2024   14:13 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Enak, seperti buatan Mama,” ujar Mayleen setelah memasukkan dimsum gembul buatan adiknya.

“Terima kasih Kak May.”

Kejadian di malam kedelapan Mayleen tinggal rasanya ingin dia bagikan kepada Miu-Zhen, tetapi Miu-Zhen sibuk dengan tugas sekolah yang begitu banyak dan seperti tak ada akhirnya. Mayleen juga berpikir kejadian itu hanyalah mimpi atau khayalannya saja karena terlalu lelah membereskan rumah sehingga tak penting jika kejadian itu dibahas dengan adiknya. Hingga akhirnya Mayleen menyimpannya sendiri.

Mayleen berjalan di lorong tangga atas. Tampak begitu tak terawat. Banyak sarang laba-laba yang hinggap. Dari kejauhan, terdengar suara piano yang begitu pelan. Mayleen berjalan, mencari sumber suara. Semakin dekat, suara itu semakin kencang. Nada piano yang terdengar semakin berhamburan.

Matanya menangkap seorang gadis bertubuh besar, berambut pirang, dan memakai baju merah. Tangannya begitu mahir memainkan piano, tetapi suara yang dikeluarkan begitu merusak telinga. Seperti orang yang sedang dipenuhi amarah, gadis itu terus memainkan piano dengan begitu kuat.

Seketika Mayleen mematung dari atas, memperhatikan gerak-gerik gadis itu. Gadis itu menghentikan aktivitasnya lalu terdiam. Tiba-tiba wajahnya mendongak ke atas dan beradu tatap dengan Mayleen. Mayleen merasakan jantungnya yang berdegup kencang, keringat sudah membasahi seluruh tubuhnya, kakinya seperti menginjak lem yang tak bisa membuatnya berlari. Wajah itu. Wajah yang sama seperti yang dilihatnya di cermin.

Gadis itu menyeringai, mengukir seulas senyum seram pada Mayleen. Tubuhnya yang besar mampu terbang menuju arah Mayleen di atas. Mayleen hanya terdiam dan mematung. Gadis itu meneriakkan namanya sekali lagi. Teriakannya membuat Mayleen terhempas masuk ke sebuah kamar. Mayleen terjatuh dan merasakan sakit yang begitu hebat di seluruh tubuhnya.

Mayleen yang tersadar segera menutup dan mengunci pintu kamar itu supaya gadis yang menghempasnya tadi tak bisa masuk. Gadis itu terus mengetuk pintu kamar yang tertutup. Mayleen mengencangkan genggaman pintu kamar dan menahannya. Semakin lama semakin keras ketukan pintu itu. Gadis itu terus menyebut nama Mayleen tanpa henti. Mayleen memejamkan mata yang kini sudah dipenuhi air mata, dia mencoba menghirup udara di sekitarnya yang begitu susah.

Teriakkan gadis itu dari arah luar rasanya sudah berpindah ke dalam, tepatnya di belakangnya. Namun, suara yang terdengar adalah seperti suara Amma. Mayleen perlahan membuka matanya. Dia membalikkan badan untuk memastikan siapa orang di belakangnya. Betapa terkejut Mayleen, karena di hadapannya sekarang ada wanita tua bertubuh besar. Matanya melotot dan lidahnya menjuntai hampir keluar. Makhluk itu adalah sosok E Gui.

“Aku Ammamu.” Dengan nada yang tak begitu jelas, Makhluk di depannya berbicara kepada Mayleen. Mayleen bahkan tak bisa mengeluarkan sepatah kata apapun. Tubuhnya bergetar ketakutan dengan apa yang dilihatnya.

“Kau secara tak sengaja menghidupkan jiwa E Gui dalam dirimu. Kau sekarang adalah masa lalu Mayleen dan gadis yang ada di cermin adalah dirimu di masa depan, May.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun