Suatu hari aku dan ibu ku akan berangkat ke tempat kajian. Satu kompleks rumah kami semua saudara dari ayah. Ketika aku keluar rumah dan duduk di atas motor, datanglah Tante.Â
Tante tanya kepada ku, "Mau kemana ?" Aku menjawab, "Ke kajian, mau ikut a te ? Pematerinya orang yang buat buku layangan putus." Tante menolak mentah-mentah ajakan ku, "Gak mau. Aku takut kalau aku ngaji tau ilmunya tapi gak bisa ngelakuin.Nanti tambah dosa aku." Disitu aku hanya bisa diam dan mau berucap takut menyinggung perasaannya. Nanti yang ada berdebat. Aku juga harus menghormati beliau selaku yang paling tua.Â
Hatiku bergemuruh, bukannya kalau gak belajar tambah bodohkan ya ?? Makanya ada sekolah sampai 12 tahun biar kita gak bodo amat. Wajibkan ya menuntut ilmu.Â
Coba bayangkan kalau kita gak punya ilmu sama sekali tentang hitung menghitung. Bisa-bisa kita ditipu sama orang waktu beli. Kembaliannya kurang, kita diem aja.Gak sekolah kita pun gak tahu gimana caranya membaca, berhitung, buat otak itu gak berkembang. Ada masalah yang gak bisa selesaiin ujung-ujungnya bunuh diri.Â
Sekarang ini banyak sekali gempuran yang melanda kita. Mulai dari serangan pemikiran seperti masuknya pemahaman barat. Menganggap lumrah memamerkan aurat di medsos, pacaran, miras dilegalkan, judi dilhalalkan, riba, peredaran narkoba, seks bebas, dan lain sebagainya.Â
Kalau kita gak bisa kuat dan tegar melihat kondisi zaman sekarang, bisa-bisa kita kena mental. Bisa -bisa kita terombang-ambing, lama-lama hanyut ikut jalan yang buruk. Makanya kita harus tahu seni dalam kehidupan itu seperti apa. Bagaimana sih, caranya agar kita gak ikut arus zaman sekarang?Â
Pemerintah mewajibkan kita untuk sekolah dari bangku PAUD sampai SMA. Pelajaran agama waktunya seminggu sekali kalau di sekolah negeri. Kuliah 4 tahun belajar tentang jurusan yang kita minati, berharap setelah lulus dapat pekerjaan layak. Kita tekuni, memperdalam sampai ke dasarnya.Â
Namun, apakah kita sudah mempelajari ilmu Islam ? Ilmu agama yang di dalamnya terdapat tuntutan hidup. Supaya hidup kita iru tahu tujuan tinggal di dunia itu apa. Agar kita tak menyesal di kemudian hari dimana Yaumil Mizan. Setiap perbuat kita akan dipertanggung jawabkan. Mana yang lebih berat amalannya ? Amalan kebaikan? Atau amalan batilnya ?
Jujur ya, saya merasakan perbedaannya ketika belum ngaji sama sudah ngaji. Hidup saya itu lebih jelas mau diarahkan kemana. Semenjak saya belum ngaji, hal-hal yang ngetrend di masyarakat itu saya ikuti.Â
Sampai disaat saya jenuh, mulailah saya mencari. Sebenarnya hidupku untuk apa ? Apakah aku harus mengikuti semua keinginan manusia yang gak ada habisnya ? Susah kalau harus memenuhi ekspektasi orang lain. Kamu harus begini, kamu harus begitu. Kalau gak cocok dijelek-jelekkan. Ujung-ujungnya aku stress.Â