Mohon tunggu...
Tias  Anggraini
Tias Anggraini Mohon Tunggu... Lainnya - Aku Kamu dan Dia

Berkarya tebarkan Inspirasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Faktor Pengaruh Sosem dari Teman Sebaya

20 Oktober 2021   22:56 Diperbarui: 20 Oktober 2021   23:07 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Assalamualaikum :)

Apa kabar ayah/ bunda semoga senantiasa sehat selalu ya !! 

Bagaimana kabar ananda ? semoga tetap semangat belajar dan selalu ceria ya :)

Ayah/bunda, anak-anak pasti memiliki teman atau sahabat. Entah itu di sekolah, rumah, atau ditempat lainnya. Ayah/ bunda pasti dulu juga punya kawan dekatkan ? Setiap insan pasti memiliki teman dekat. Gak mungkin jika kita gak punya teman,  minimal kita punya teman yakni orang tua. 

Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia sebagai makhluk sosial. Manusia akan saling membutuhkan untuk memenuhi hajatnya. Manusia mudah berkomunikasi, melanjutkan keturunan, mengembangkan sosial emosionalnya, dan masih banyak lagi. Berbicara tentang perkembangan sosial emosional pada anak, bagaimana jika kita bahas ? 

Bunda, ketika anak masih kecil pasti suka bermain dengan kawannya. Tapi terkadang anak lebih condong untuk bermain dengan teman sebayanya ( sepantaran). 

Coba kalau dia bermain dengan orang dewasa, pasti mereka akan merasa kurang leluasa atau malu-malu. Kecuali jika orang tuanya ramah dan bersikap kekanak-kanakan, hihihi pasti gak ada yang namanya malu :). 

Ayah/bunda, perilaku sosial ini merupakan kegiatan yang berhubungan dengan orang lain. Kegiatan yang berkaitan dengan pihak lain yang memerlukan bersosialisasi dalam hal tingkah laku agar dapat diterima oleh orang lain, belajar memainkan peran, serta mengembangkan sikap sosial. 

Dalam lingkungan bermain, anak akan memunculkan rasa empati, peduli, dan ramah.Anak pun akan mengeluarkan emosinya seperti senang, sedih jika dia ditinggal oleh temannya bermain, atau ekspresi lainnya. 

Faktor apa saja sih yang mempengaruhi perkembangan sosial emosional anak ? Berikut adalah faktornya :

1. Faktor Keluarga

 Lingkungan keluarga memiliki peran yang utama dalam menentukan perkembangan sosial dan emosi anak usia dini di kemudian hari. Lingkungan keluarga inilah anak pertama kalinya menerima pendidikan dari orang tuanya maupun orang terdekatnya. 

Orang tua mereka menjadi pendidik dalam mengasuh, bersikap, serta situasi dan kondisi yang sedang melingkupi dapat memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan sosial dan emosi anak.

2. Faktor Sekolah

Sering kita ibaratkan bahwa sekolah menjadi rumah ke-dua untuk anak. Dimana orang tua memberikan hak anak untuk mengenyam pendidikan. 

Anak akan mendapatkan ilmu yang belum pernah diajarkan oleh orang tua seperti, pengetahuan alam, berbahasa, menghitung, dan sebagainya. 

Mulai dari bersekolah di PAUD sampai mereka menjadi mahasiswa. Terkhusus dalam lingkungan sekolah PAUD, pendidik memiliki pengaruh penting dalam  mengoptimalkan perkembangan sosial dan emosi anak. 

Pendidik  merupakan wakil dari orang tua mereka saat berada disekolah. Pola asuh dan prilaku yang ditunjukkan  oleh pendidik  dihadapan anak juga dapat memengaruhi perkembangan sosial dan emosinya. 

3.  Faktor Teman Sebaya

Teman sebaya yakni hubungan setiap individu pada anak-anak atau remaja sesuai tingkat usia yang sama. Melibatkan keakraban yang relatif luas. Jadi lingkungan teman sebaya ini yang memiliki peran penting untuk anak agar mampu membedakan baik buruk prilaku dan mengasah tingkat kematangan dalam dirinya dengan membandingkan antara teman satu dengan yang lainya.

Anak itu lebih akrab dengan teman sebaya. Sebab keakraban ini dikarenakan terdapat pola-pola prilaku yang sama, seperti :

1. Meniru, anak  suka sekali meniru pilaku orang lain atau oang tua, saudara, guru, teman sebaya atau orang disekitarnya. Prilaku meniru anak bisa dibilang alamiah karena kebanyakan anak usia dini suka menirukan prilaku orang lain disekitarnya. Anak akan merekam semua kejadian yang ada disekitarnya. 

Setelah itu akan meniru sikap dan prilaku orang di lingkungannya. Apabila lingkungannya mendukung maka anak akan bertumbuh dengan bijak. Namun sayang apabila anak itu sudah terkontaminasi oleh lingkungan buruk maka orang tua butuh filter yang kuat untuk anaknya.

2. Persaingan, anak suka sekali bersaing pada saat dalam keluarga, anak-anak bersaing dengan saudara kandung atau sepupunya demi mendapatkan pujian dan perhatian dari orang-orang yang ada dirumah. Perlombaan dalam dunia anak-anak sangatlah disukai. 

Jika perlombaan semacam mewanai, menggambar, bermain, dan sebagainya ini masih wajar. Tapi, apabila berlomba-lomba dalam meraih pujian dan perhatian, terkadang membuat hati anak merasa iri. Hal ini yang tidak diperbolehkan, seharusnya orang tua harus memperlakukan sikap adil terhadap anak. 

Pengalaman saya waktu kecil, suka sekali ikut lomba 17 agustus. Menang terus alhamdulillah, tapi waktu ikut lomba yang lain gak pernah dapat juara. Juara kelas saja belum pernah, mulai dari SD sampai sekarang. Pemikiran anak kecil bagaikan orang dewasa, saya hanya merasa, "It's okey, gak masalah." batin ku. 

3. Kerjasama, usia tiga tahun anak mulai bermain secara baik bersama teman mulai membentuk suatu kelompok. Anak mudah bekerjasama dengan teman. Tidak dapat dipungkiri anak suka berganti ganti teman dalam jangka waktu lama atau sebentar. 

 4.Simpati, anak mudah bersimpati terhadap orang lain karena ketika anak berusia lebih dari tiga tahun semakin banyak kontak bermain dengan teman maka simpati akan cepat berkembang. 

5. Empati, mampu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain maupun lebih mengembangkan diri untuk membayangkan diri sendiri di tempat orang lain. 

6. Dukungan sosial, anak lebih mementingkan dukungan dari teman-temanya daripada dukungan orang tuanya. Ini sering terjadi pada zaman sekarang. 

Anak lebih nyaman curhat kepada temannya dibandingkan curhat kepada orang tua. Anak lebih suka didengarkan daripada mendapatkan nasehat. 

Padahal sebaik-baiknya tempat curhat hanya kepada Allah Ta'ala. Minimal ada rasa ketenangan dalam jiwa. Nasehat orang tua itu juga sangatlah penting. Anak juga dapat menemukan teman yang baik sehingga dapat mengembangkan dirinya semakin optimal.

7. Berbagi, ajak anak mulai mengetahui bahwa salah satu cara mendapatkan perlakuan baik di lingkungan sosial  dengan yakni berbagi apa-apa yang dimiliknya kepada orang lain termasuk orang tua, saudara, guru, dan teman sebaya. Ajak anak untuk mau berbagi kue, minum, makanan, mainan, atau yang lainnya. Sehingga menumbuhkan rasa kasih sayang terhadap anak.

8. Perilaku Akrab, anak sering kali berperilaku ramah kepada seseorang yang baru dikenalnya, ketika mereka merasa nyaman dengan guru atau temanya mereka tidak segan untuk memeluk, merangkul, mau digendong, dan memegang tangan. Banyak tanya untuk membuat suasana semakin akrab. Karena akrab menjadi tahu satu sama lain kekurangan dan kelebihannya masing-masing. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun