Generasi Z, yang merupakan generasi yang lahir pada awal 2000-an hingga pertengahan 2010-an, memiliki peran penting dalam pemilihan presiden dan wakil presiden. Mereka membawa keberanian, inovasi, dan keterhubungan digital yang dapat membentuk wajah politik negara. Generasi Z tidak hanya merepresentasikan suara sejumlah besar pemilih, tetapi juga membawa perspektif segar dan pandangan yang terkini.Â
Dalam pemilu 2024, para calon presiden dan wakil presiden akan berusaha untuk mendapatkan perhatian dan menyesuaikan diri dengan generasi muda, termasuk Generasi Z, karena suara mereka dianggap dapat memengaruhi hasil pemilu.
Generasi Z, yang tumbuh di era teknologi dan informasi, memiliki potensi besar sebagai kelompok usia produktif yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi. Kesadaran mereka terhadap peran dalam pemerintahan dan partisipasi dalam Pemilu 2024 menjadi kunci dalam menentukan arah Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi para calon presiden dan wakil presiden untuk memahami dan mengakomodasi aspirasi serta kebutuhan generasi Z dalam rangka memenangkan hati dan suara generasi muda ini.
Pemilu 2024, ada tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden yang menjadi fokus.Â
Ketiga pasangan tersebut adalah Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Setelah menonton debat calon presiden dan wakil presiden, beberapa hal yang dapat dinilai termasuk kinerja dan argumentasi dari masing-masing pasangan calon, kemampuan mereka dalam merespons isu-isu terkini, serta sejauh mana visi dan
program kerja yang mereka tawarkan sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat. Debat tersebut juga dapat memengaruhi pemilih mengambang atau undecided voters, meskipun pengaruhnya mungkin tidak terlalu besar. Selain itu, penting juga untuk memperhatikan bagaimana para calon presiden dan wakil presiden menjangkau dan mengakomodasi aspirasi generasi Z, yang merupakan pemilih potensial dengan perspektif segar dan keterhubungan digital. Dengan adanya potensi sengit dalam Pilpres 2024 dan kemungkinan adanya dua putaran, debat-debat tersebut dapat menjadi kunci dalam membentuk opini dan keputusan pemilih.
Anak muda termasuk saya, memiliki beragam opini setelah menonton debat capres. Beberapa di antaranya menekankan pentingnya menjaga persatuan meskipun memiliki pilihan berbeda dalam Pilpres 2024. Selain itu, ada juga pandangan bahwa debat capres dapat menjadi ajang untuk saling adu gagasan dan bukan sekadar gimik atau retorika, sehingga diharapkan para calon mampu memaparkan gagasan secara detail dan menjawab pertanyaan secara jelas. Meskipun demikian, terdapat juga pandangan bahwa debat capres-cawapres mungkin hanya memiliki pengaruh terbatas terhadap elektabilitas para calon, dengan perkiraan pengaruh hanya sekitar 5-6%.
Menurut saya sebagai generasi muda yang baru mau memilih calon presiden ada beberapa faktor penting yaitu kesadaran politik, karna generasi muda memiliki pandangan yang lebih kritis terhadap politik dan mampu memisahkan antara calon berdasarkan isu-isu dan program kerja yang dimiliki.
 Lalu ada prioritas isu-isu, anak muda muda lebih menekankan pentingnya mengatasi isu-isu sosial, lingkungan, dan teknologi daripada partisanship politik. Lalu partisipasi dalam pemilihan karna generasi muda mungkin lebih terlibat dalam partisipasi pemilihan, baik melalui sosial media maupun berkumpul dengan teman-teman untuk membahas calon presiden dan wakil presiden. Lalu pengaruh teknologi, sebagai generasi yang tumbuh di era teknologi dan informasi, anak muda muda mungkin lebih mempercaya pada teknologi dalam membantu mereka dalam memilih calon presiden yang paling sesuai dengan kebutuhan dan harapan mereka. Yang terakhir ada keterlibatan dengan calon presiden, karna anak muda yang baru mau memilih calon presiden mungkin lebih berketerlibatan dengan calon yang memiliki program kerja yang menarik dan relevan dengan isu-isu hari ini, seperti pemerintahan, hukum, hamil,
pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga.
Dalam pemilihan presiden, generasi muda memiliki peran penting dalam menentukan arah Indonesia dan mempengaruhi hasil pemilihan. Oleh karena itu, penting bagi calon presiden dan wakil presiden untuk memahami dan mengakomodasi aspirasi serta kebutuhan generasi muda ini.
Menurut generasi muda, presiden yang cocok untuk di pilih harus sebagai individu yang sehat, tidak emosional, dan mampu membantu mengatasi isu-isu pertinente seperti pemerintahan, hukum, hamil, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga. Mereka juga menekankan pentingnya partisipasi dalam pemilihan dan menolak ketidakpastian politik yang mengancam generasi muda.
Menilai calon presiden setelah menonton debat pada tanggal 12 Desember 2023. Prabowo dinilai sebagai calon presiden yang paling konkret dalam menangani permasalahan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia. Ia juga dinilai memiliki solusi dalam menangani persoalan HAM, termasuk dalam menyelesaikan beragam kasus di Papua dengan penguatan institusi penegak hukum dan penawaran pembangunan ekonomi yang lebih merata di Papua.
Prabowo juga berkomitmen untuk menyelesaikan permasalahan HAM Papua dengan langkah-langkah komprehensif seperti penguatan aparat dan percepatan pembangunan ekonomi di daerah tersebut. Dari sini, dapat diambil pelajaran bahwa Prabowo Subianto menunjukkan komitmen dan keseriusannya dalam menangani isu-isu HAM, serta memberikan solusi konkret terkait permasalahan tersebut. Hal ini dapat menjadi pertimbangan penting dalam mengevaluasi kualitas dan visi dari seorang calon pemimpin.
Anies Baswedan menunjukkan bahwa dalam sebuah proses demokrasi, ada pemerintah dan oposisi, dan keduanya sama-sama terhormat. Oposisi penting dan sama-sama terhormat, dan ketahan menjadi bagian yang penting dalam kehidupan politik. Menunjukkan bahwa pentingnya menekankan isu-isu penting dalam pemilihan presiden, seperti pemerintahan, hukum, hak asasi manusia (HAM), pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, dan peningkatan layanan publik.
Ganjar menunjukkan kesadaran politik yang lebih luas mencakup pengalaman politik dan kebijakan yang akan diambil jika menjadi presiden. Ganjar menghadapi pertanyaan penuh tentang pemenuhan HAM secara langsung, menunjukkan bahwa calon presiden harus memiliki komitmen dan kemampuan dalam menangani isu-isu penting seperti HAM.
Menurut saya, untuk memilih calon presiden yang tepat, generasi muda dapat melakukan pertimbangkan rekam jejak calon presiden dan wakil presiden, termasuk pengalaman politik dan kebijakan yang akan diambil jika menjadi presiden, harus memilih calon presiden yang mampu menjawab pertanyaan dengan jelas dan terperinci, harus mencari calon presiden yang sehat dan tidak emosional, serta memiliki rekam jejak yang baik dan jauh dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dengan meningkatkan kesadaran politik, mempertimbangkan rekam jejak, menekankan isu-isu penting, menghadapi pertanyaan dengan jelas, dan mencari pemimpin yang sehat dan tidak emosional, generasi muda dapat memilih calon presiden yang tepat dan mempengaruhi arah Indonesia ke depan.
Ada beberapa faktor generasi muda termasuk saya dalam memilih presiden, Generasi Z cenderung peduli dengan isu-isu seperti perubahan iklim, kesetaraan gender, hak asasi manusia, keadilan sosial, dan pendidikan. Mereka akan mempertimbangkan kandidat yang memiliki pandangan yang sejalan dengan nilai- nilai ini dan memiliki rencana konkret untuk mengatasi masalah-masalah ini. Generasi Z cenderung mencari pemimpin yang jujur, transparan, dan memiliki integritas tinggi. Mereka ingin melihat kandidat yang dapat dipercaya dan memiliki rekam jejak yang baik dalam hal kejujuran dan etika. Generasi Z hidup dalam era inklusivitas dan keragaman. Mereka akan mempertimbangkan kandidat yang mampu menghargai dan mewakili berbagai kelompok masyarakat, termasuk minoritas, LGBTQ+, dan kelompok-kelompok marginal.
Generasi Z adalah generasi yang tumbuh dengan teknologi dan inovasi yang pesat. Mereka cenderung mencari kandidat yang memahami pentingnya teknologi dalam mendorong kemajuan sosial dan ekonomi, serta memiliki visi yang jelas dalam menghadapi tantangan dan peluang yang ditimbulkan oleh perkembangan teknologi. Generasi Z sangat aktif dalam media sosial dan memiliki akses yang luas terhadap informasi. Mereka akan mempertimbangkan kandidat yang efektif dalam
berkomunikasi dengan mereka melalui platform-platform ini, serta mampu terlibat dengan generasi Z dalam proses pengambilan keputusan. Generasi Z sangat terpengaruh oleh pandemi COVID-19. Mereka akan mencari kandidat yang memiliki rencana yang jelas untuk memulihkan ekonomi, sistem kesehatan, dan memberikan dukungan kepada mereka yang terdampak secara ekonomi dan sosial oleh pandemi. Generasi Z cenderung aktif dalam politik dan memiliki keinginan untuk membuat perubahan positif. Mereka akan mempertimbangkan kandidat yang mendorong partisipasi politik mereka, termasuk melalui kebijakan yang mendukung pemilih muda dan memfasilitasi keterlibatan politik generasi Z.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H