Pada praktiknya, seluruh tahapan pendaftaran ke sekolah kedinasan telah didesain sedemikian rupa, seperti hasil tes SKD berbasis CAT langsung diumumkan setelah tes. Sehingga tidak memberikan ruang kepada para oknum spekulator. Bahkan keseluruhan proses ini juga melibatkan lembaga-lembaga pengawas seperti Komisi Pemberantasan Korupsi.
Pungutan-pungutan liar yang pada dasarnya tidak ada dalam aturan penyelenggaraan menjadi tantangan sejak dahulu kala. Karena inilah sumber stereotip bahwa sekolah kedinasan itu mahal. Padahal sebenarnya tidak juga.
Berbeda halnya dengan persaingan ya. Yang membuat sekolah kedinasan terkesan sulit dimasuki adalah karena persaingannya yang amat ketat. Terlebih di perguruan tinggi kedinasan yang populer seperti PKN STAN dan IPDN.
Oleh karenanya, jika kamu tertarik mendaftar sekolah kedinasan, yang perlu kamu lakukan adalah belajar dan mempersiapkan diri untuk dapat lolos dari serangkaian tahapan seleksi pendaftaran sekolah kedinasan.
Kursus di bimbel online sekarang ini merupakan alternatif yang dipilih sebagian besar calon pendaftar sekolah kedinasan. Sebab, situasi pandemi Covid memang mau tak mau membuat orang terbatas untuk bepergian. Lebih aman belajar dari rumah.
Jadi, argumen bahwa hanya kalangan menengah ke atas yang dapat mengakses sekolah kedinasan menjadi tidak valid. Sebab, kenyataannya biaya pendaftaran ke sekolah kedinasan tidaklah mahal, justru amat terjangkau dan masuk ke penerimaan negara.
Yang membuatnya tampak mahal adalah ulah oknum yang mengambil pungutan liar atau disebut juga calo atau spekulator. Ini memang tantangan untuk membumihanguskan keberadaan para oknum tak bertanggung jawab ini. Tetapi, tidak berarti sekolah kedinasan menjadi mahal karena oknum tersebut.
Toh, mereka hanya pihak yang tidak bertanggung jawab, yang dilakukannya hanya menipu dan mengambil keuntungan dari para pendaftar. Apabila tidak lolos uang akan dikembalikan. Ada yang 25%, 50% sampai 75%. Pada intinya, para pendaftarlah yang berjuang, mereka hanya berjudi.