Mohon tunggu...
Tiarna Samosir
Tiarna Samosir Mohon Tunggu... Guru - Guru

Sosial, Lingkungan dan Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nasi yang Tak Tanak

17 Mei 2024   20:45 Diperbarui: 17 Mei 2024   20:47 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Inong, ayo kita minum kopi" ajakku. 

Biasanya, segelas kopi pagilah  yang membuatnya keluar dari kamar. Sampai panggilan dengan kopi, ia akan menunggu sambil bernyanyi-nyanyi kecil. Nyanyian rohani yang masih dapat diingat. Suaranya terdengar gemetar saat bernyanyi.

"Ayo kita bernyanyi. Inong suara satu, aku suara dua" ajakan ini menelurkan tawa khas.

"Hampir tidak ada lagu yang dapat kuingat" katanya jujur.

Kunyanyikan sebuah lagu dari buku lagu rohani yang biasa kudengar disenandungkannya. Bernyanyilah kami dengan suara satu dan suara dua, menyelesaikan dua ayat. Kuhabiskan kopiku, supaya   bisa segera berangkat. Pagi ini sudah dapat kutinggalkan orangtua yang kupanggil Inong dengan nyaman. Hatinya terhibur, akupun berangkat dengan rasa lega. Aku tak ingin lagi dapat cercaan dari orang tua itu, aku rindu kata-kata positif saja. Akupun tak ingin selalu merasa khawatir dan susah jika berada di rumah. Aku tidak ingin merasa susah dengan cercaannya yang pedas. Akupun tak ingin rasa marahnya menjadi kesehariannya. Tentu melelahkan untukku sebagai menantu dan baginya sebagai mertua. Kesusahan sehari, cukuplah untuk sehari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun