Sudah sewajarnya korban bersama masyarakat sipil lainnya berupaya mengingatkan dan meningkatkan kesadaran akan hal ini terus menerus dengan berbagai cara seperti aksi kamisan di depan istana dan kampanye-kampanye anti korupsi. Bahkan dengan segala usaha itu, korupsi dan kasus-kasus pelanggaran HAM berat belum terselesaikan. Apa jadinya kalau usaha-usaha itu mengendur? Segalanya dilakukan demi memperbaiki moral dan integritas negara kita, bukan hanya pemerintah, namun juga rakyatnya.
Janji yang telah terucap di forum debat sudah sepatutnya untuk terus diusung dan diwujudkan, bukan dilupakan. Memang akan sangat melelahkan bagi rakyat, mengingatkan bagaimana presiden dulunya berjanji karena tinggi kemungkinan peringatan tersebut akan diacuhkan. Memang akan sangat melelahkan untuk terus berbicara pada telinga yang disumbat kekuasaan dan kenyamanan. Memang akan sangat melelahkan untuk menarik perhatian seseorang yang telah berdiri di takhta jabatan presiden, terlebih jika ia sudah terbiasa dengan jabatan itu. Akan tetapi, satu hal yang penting untuk diingat, adalah kebenaran yang kita suarakan, bukan sekedar tagihan janji. Terdengar utopis tentu karena kebenaran adalah memerangi korupsi dan pelanggaran HAM berat dengan aksi, bukan hanya janji.
Akankah pola janji-janji manis ini terus berulang, membuat sistem yang gelap lebih gelap, meningkatkan dekadensi dan krisis integritas? Atau akankah ada pemimpin yang betul menepati janjinya? Mungkin banyak alasan rasional nan logis tentang mengapa janji itu tak bisa ditepati, namun bisa dinilai integritas seorang pemimpin untuk memimpin suatu negara, bila memimpin badan untuk selaras dengan mulut saja masih banyak ketidaksesuaian.
Pemerintahan yang berintegritas akan menciptakan iklim yang kondusif untuk penyemaian benih kejujuran bagi generasi mendatang, generasi yang diharapkan mampu memperbaiki negeri. Generasi yang mampu menepati janji. Mari kita wujudkan bersama mimpi itu.
Banyak kasus HAM dan korupsi yang belum terselesaikan, dan lupa serta acuh bukanlah alasan untuk berhenti menyuarakan aspirasi. Ini bukan upaya untuk  mengungkit masa lalu semata, ini upaya bagi kita bersama untuk menolak lupa. Menolak lupa bahwa di Indonesia telah banyak korupsi dilakukan dan janji manis terucap, dan kini pun bahkan tengah berjalan. Jika bukan kita yang mengingat segala hal yang kerap tenggelam isu-isu lain, maka siapa yang akan mengingatnya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H