A. Pentingnya Kerjasama Ekonomi Internasional
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Kita akan saling bergantungan untuk saling melengkapi kekurangan yang ada pada setiap manusia. Itulah sebabnya manusia melakukan pertukaran dan spesialisasi. Berdasarkan konteks internasional (global), sikap saling membutuhkan tersebut diekspresikan dalam hubungan antarnegara. Menurut sudut pandang ilmu ekonomi, motivasi hubungan antarnegara dianggap sebagai proses alokasi sumber daya ekonomi antarnegara dalam rangka meningkatkan derajat (utilitas) hidup bersama. Hal tersebut menyebabkan pengusaha-pengusaha kapitalis pada era 1990an menginvestasikan ratusan miliar US$ di negara-negara komunis seperti China, Vietnam, dan negara-negara Eropa Timur. Setiap negara yang melakukan kerja sama internasional pasti mengharapkan hasil yang lebih baik.
Interaksi dengan dunia internasional merupakan siklus ekonomi yang membahas tentang saling ketergantungan antara negara-negara di dunia, baik dari segi perdagangan internasional maupun pasar kredit internasional. Sumber energi Amerika Serikat, misalnya, sangat bergantung pada produsen luar negeri sedangkan Jepang mengimpor hampir setengah dari makanan yang di konsumsi oleh penduduknya. Hal tersebut berbanding terbalik dengan negara-negara berkembang yang sangat membutuhkan teknologi yang dikembangkan dan dihasilkan oleh negara-negara industri. Pola perdagangan internasional ditentukan oleh prinsip-prinsip keunggulan komparatif dalam jangka panjang.
Interaksi dengan dunia internasional mempelajari dan menganalisis tentang transaksi dan permasalahan Ekonomi Internasional (Eksport-Import) yang meliputi perdagangan dan keuangan atau moneter serta organisasi ekonomi (Swasta maupun Pemerintah) dan kerjasama ekonomi antar negara. Ekonomi International meliputi seluruh kegiatan perekonomian yang dilakukan antar Negara, bangsa maupun antara individu dari Negara yang satu dengan Negara yang lain. Interaksi dengan dunia internasional meliputi bagaimana hubungan ekonomi antara satu negara dengan negara lain dapat mempengaruhi alokasi sumberdaya baik antara dua negara tersebut maupun antar beberapa negara.
Cakupan kerja sama ekonomi internasional menjadi sangat luas, misalnya ada yang langsung memberikan manfaat dan ada juga yang baru memberi manfaat dalam jangka panjang. Kerja sama ekonomi yang dapat langsung memberikan manfaat adalah perdagangan internasional, negara-negara yang melakukannya akan segera mengalami peningkatan penggunaan barang, jasa, dan faktor produksi, misalnya adanya impor mobil dari Korea Selatan membuat masyarakat Indonesia dapat menikmati mobil dengan harga yang lebih murah. Kerja sama yang akan memberikan manfaat dalam jangka panjang misalnya adalah penanaman modal langsung. Pengusaha Amerika Serikat yang menanamkan modalnya dalam bidang industri di Indonesia membutuhkan waktu beberapa tahun sebelum dapat berproduksi. Apabila besar dan tingkat pertambahan perdagangan antarnegara dapat memberikan gambaran awal tentang adanya ketergantungan, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat ketergantungan antarnegara tampaknya makin besar.
Ada beberapa teori perdagangan internasional adalah sebagai berikut.
- Merkantilisme (Merchantilism)
- Keunggulan Absolut (Absolut Advantages)
- Keunggulan Komperatif (Comparative Advantages)
- Keunggulan Kompetitif (Competitive Advantages of Nations)
B. Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran suatu negara adalah catatan yang sistematis tentang transaksi ekonomi internasional antara penduduk negara itu dengan penduduk negara lain dalam jangka waktu tertentu. Transaksi ekonomi tersebut diklasifikasikan ke dalam transaksi berjalan, transaksi modal dan lalu lintas moneter. Transaksi berjalan terdiri atas ekspor ataupun impor barang dan jasa sedangkan transaksi modal terdiri atas arus modal sektor pemerintah ataupun swasta, baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Lalu lintas moneter adalah perubahan dalam cadangan devisa, sehingga neraca pembayaran memberikan gambaran arus penerimaan dan pengeluaran serta perubahan neto cadangan devisa. Menurut Balance of Payments Manual (BPM) yang diterbitkan oleh IMF (1993), definisi balance of paymen: (BOP) secara umum dapat diartikan sebagai berikut.
BOP (balance of payment) merupakan suatu catatan sistematis yang disusun berdasarkan suatu sistem akuntansi yang dikenal sebagai "double-entry bookkeeping" sehingga setiap transaksi internasional yang terjadi akan tercatat dua kali, yaitu sebagai transaksi kredit dan sebagai transaksi debit. Secara umum, pada suatu negara Neraca Pembayaran Internasional (NPI) atau Balance of Payment (BOP) berguna sebagai berikut.
- Untuk membukukan seluruh transaksi ekonomi Internasional yang terjadi antara penduduk dalam negeri dan penduduk luar negeri.
- Untuk mengetahui struktur dan komposisi transaksi ekonomi Internasional suatu negara.
- Untuk mengetahui mitra utama suatu negara dalam hubungan ekonomi Internasional.
- Mengetahui posisi keuangan internasional suatu negara.
- Sebagai salah satu indikator yang akan dipertimbangkan oleh IMF atau negara donor untuk memberikan bantuan keuangan, terutama negara yang mengalami kesulitan BOP.
- Sebagai salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain tingkat inflasi, pertumbuhan, GDP, dan sebagainya.
Tujuan penyusunan neraca pembayaran ini adalah untuk memberitahukan kepada pemerintah dan siapa saja yang membutuhkan atau berkepentingan mengenai posisi internasional dari negara yang bersangkutan secara keseluruhan. Data-data seperti ini sangat diperlukan bagi penyusunan kebijakan-kebijakan moneter, fiskal dan perdagangan. Bagi kalangan swasta, data-data pada neraca pembayaran itu juga penting untuk menyusun perencanaan dan strategi bisnis. Adapun tujuan analisa neraca pembayaran yang berbeda-beda dan perbedaan ini menentukan pola analisisnya. Kesukaran timbul dalam penentuan secara umum pola analisa tersebut, beberapa masalah atau kekeliruan yang sering timbul dalam analisa neraca pembayaran antara lain :
- Seringkali mengabaikan saling hubungan antara transaksi internasional yang satu dengan yang lain, sehingga ketidakseimbangan dalan neraca pembayaran diasosiasikan dengan satu transaksi saja tanpa melihat hubungannya dengan yang lain.
- Surplus dalam transaksi yang sedang berjalan sering dianggap baik, sebaliknya defisit dianggap jelek. Anggapan semacam ini tidak selalu benar.
- Keputusan untuk memberi bantuan seharusnya lebih didasarkan pada kekuatan ekonomi Negara secara keseluruhan (misalnya diukur dengan penghasilan per kapita) bukan atas dasar pertimbangan neraca pembayaran. Seperti misalnya, Indonesia mempunyai surplus neraca pembayarannya dan Inggris defisit, tidak berarti Indonesia memulai memberi bantuan pada Inggris
C. Neraca Lancar