Mohon tunggu...
Tiara Merdika
Tiara Merdika Mohon Tunggu... Freelancer - a stoic

Because words are energy

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dari Tradisi hingga Makanan Khas saat Tahun Baru Imlek

1 Februari 2022   13:14 Diperbarui: 1 Februari 2022   15:10 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by RODNAE Productions from Pexels 

Perayaan tahun baru imlek lahir dari cerita dan mitos, yaitu mitos Nian. Nian adalah binatang buas yang muncul dan menyerang juga membunuh penduduk desa serta memakan ternak dan tanaman mereka. Nian (binatang buas) terdengar seperti 'tahun' dalam bahasa cina.

Penduduk desa melakukan berbagai cara untuk mencegah Nian melakukan penyerangan yang dapat menyebabkan kehancuran. Mereka menaruh makanan di depan pintu yang ditujukan untuk Nian. Suara keras dan lampu terang juga digunakan untuk menakuti Nian. Mereka juga memasang lentera merah dan gulungan merah di jendela dan pintu untuk mencegah Nian. Pada akhirnya Nian tidak pernah muncul kembali, dan perayaan tahun baru hadir.

Di bawah kalender Cina, imlek tidak hanya mengenai tahun baru tetapi juga peralihan dari musim dingin ke musim semi. Dalam menyambut tahun baru, beberapa persiapan selalu dilakukan seperti berbelanja pakaian, menggantung gulungan kertas yang berisi harapan seperti kebahagiaan dan kekayaan.

Berikut beberapa hal yang menjadi khas saat tahun baru imlek tiba.

Tradisi

Selain merayakan pada malam tahun baru, terdapat hari-hari penting dan beberapa festival dalam 15 hari kedepannya seperti berikut.

  • Jie Cai Ceng (menyambut dewa kekayaan dan kemakmuran) 

Pada hari ke lima tahu baru, masyarakat meyakini bahwa dewa kemakmuran akan turun dari surga. Mereka akan menyalakan petasan dan percaya itu akan membawakan kemakmuran dan keberuntungan untuh usaha yang mereka miliki.

  • Yuan Xiao Jie (festival lentera)

Festival lentera merah dilaksanakan pada hari ke15 tahun baru yang menjadi tanda berakhirnya perayaan imlek. Semua lentera dinyalakan disepanjang jalan dan biasanya juga terdapat puisi yang ditulis untuk hiburan. Selain itu juga terdapat lentera kertas berbentuk kelinci atau hewan terbaik pada tahun perayaan. 

Lentera kelinci berasal dari mitos tentang dewi perempuan bernama Chang E yang melompat ke bulan. Ia pergi dengan membawa kelinci Konon katanya, ketika seseorang memiliki hati yang murni, ia dapat melihat dewi Chang E dan kelincinya di bulan pada hari terakhir perayaan tahun baru.

Simbol

  • Amplop Merah

Amplop merah atau "hong bao" biasanya akan diberikan pada anak-anak atau orang dewasa yang belum menikah dan belum mendapatkan pekerjaan. Isi dari amplop merah ini adalah uang. Dalam budaya Tionghoa, warna merah melambangkan keberuntungan dan kebahagiaan. Inilah alasan mengapa warna merah sering dipakai dalam beberapa perayaan lainnya.

  • Naga

Naga hadir tidak hanya dalam perayaan tahun baru, tetapi juga peryaan budaya tiongkok lainnya. Bagi mereka, naga melambangkan kemakmuran juga keberuntungan. Pada hari kelima tahun baru, saat orang-orang kembali untuk bekerja, mereka akan menampilkan naga menari didepan gedung kantor. 

Pada hari ke-25 tahun baru (Yuan Xiao Jie) atau pada berakhirnya perayaan tahun baru, mereka juga menampilkan pertunjukkan naga menari.

Makanan Tradisional

Perayaan tahun baru imlek identik dengan makanan khas yang dihidangkan dalam perkumpulan keluarga. Beberapa diantara mereka memasaknya sendiri, beberapa lainnya memesan sebuah restoran atau menyewa koki professional untuk datang memasak ke rumahnya.

Tahun baru imlek yang berlangsung selama 15 hari membuat sesama keluarga saling berkunjung dan memakan makanan yang telah dihidangkan. Berikut beberapa makanan yang dihidangkan dengan khas saat imlek.

  1. Eight Treasure Rice berisi nasi, kenari, buah kering dengan warna berbeda, kismis, pasta kacang merah manis, kurma jujube, almond.
  2. Tang Yuan, sup bola nasi wijen hitam atau sup pangsit.
  3. Hidangan ayam, bebek, ikan dan babi.
  4. Song Gao atau kue longgar yang terbuat dari beras yang telah digiling kasar dan dibentuk menjadi kue bundar yang manis.
  5. Jiun Niang Tang, sup nasi anggur manis yang berisi bola nasi kecil.

Sumber: history.com

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun