Mohon tunggu...
Tiara Margaretta
Tiara Margaretta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/S1 Akuntansi/Fakultas Ekonomi Bisnis/Universitas Mercu Buana

Halo semua, Saya Tiara Margaretta Sihotang, NIM (43222010086) S1 Akuntansi di Universitas Mercu Buana Dosen Pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak Mata kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kebatinan Ki Ageng Suryomentaram Pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi Memimpin Diri Sendiri

26 November 2024   22:57 Diperbarui: 26 November 2024   22:58 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

canva diolah pribadi
canva diolah pribadi

Kawruh Jiwa (Ilmu Mengenali Diri)


Ki Ageng juga mengajarkan pentingnya Kawruh Jiwa, yaitu memahami diri sendiri (meruhi awakipun piyambak) dengan jujur dan tepat. Menurutnya, orang yang memahami dirinya akan mampu memahami orang lain tanpa tergantung pada tempat, waktu, atau kondisi tertentu (mboten gumantung papan, wekdal, lan kawontenan).

Ki Ageng Suryomentaram mengajarkan tentang pentingnya pendekatan rasionalitas yang berpusat pada dua aspek utama: Reflektif dan Akomodatif, yang pada akhirnya melahirkan sikap Situasional. Berikut penjelasan mendalam dari konsep ini:

1. Rasionalitas Reflektif

Rasionalitas ini berpusat pada kemampuan seseorang untuk merenung dan memahami situasi dengan menggunakan elemen-elemen batiniah, seperti:

  • Akal budi: Menggunakan logika dan kecerdasan intelektual untuk menimbang sesuatu.
  • Rasa: Perasaan mendalam yang membantu memahami konteks sosial dan emosional.
  • Naluri: Reaksi spontan yang muncul secara alami dalam menghadapi situasi tertentu.
  • Insting: Kemampuan bawaan untuk membuat keputusan cepat tanpa analisis mendalam.
  • Feeling: Kepekaan terhadap emosi atau keadaan tanpa penjelasan rasional.
  • Intuisi: Pengetahuan atau pemahaman mendadak yang sering kali sulit dijelaskan secara logis.

Dalam refleksi ini, seseorang diajak untuk tidak hanya mengandalkan logika rasional tetapi juga mempertimbangkan elemen emosional dan spiritual yang membentuk pemahaman yang lebih mendalam.

2. Rasionalitas Akomodatif

Pendekatan ini berfokus pada kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan dan situasi yang dihadapi. Prinsip utamanya adalah fleksibilitas, di mana seseorang mengakomodasi berbagai faktor eksternal, seperti:

  • Lingkungan sosial.
  • Budaya atau tradisi setempat.
  • Perbedaan nilai atau kepercayaan.

Dalam konteks ini, rasionalitas tidak hanya dipandang sebagai kemampuan untuk berpikir secara logis, tetapi juga sebagai cara untuk memahami kebutuhan, sudut pandang, dan perasaan orang lain. Hal ini menciptakan harmoni dalam berinteraksi dengan dunia luar.

3. Gabungan Reflektif dan Akomodatif Menghasilkan Sikap Situasional

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun