Mohon tunggu...
Tiara Margaretta
Tiara Margaretta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/S1 Akuntansi/Fakultas Ekonomi Bisnis/Universitas Mercu Buana

Halo semua, Saya Tiara Margaretta Sihotang, NIM (43222010086) S1 Akuntansi di Universitas Mercu Buana Dosen Pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak Mata kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kebatinan Ki Ageng Suryomentaram Pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi Memimpin Diri Sendiri

26 November 2024   22:57 Diperbarui: 26 November 2024   22:58 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ide ini juga mengajarkan pentingnya melepaskan diri dari ego, nafsu, dan keterikatan pada hal-hal duniawi. Dengan fokus pada nilai batin, seseorang dapat hidup dengan penuh kesadaran dan tidak terjebak dalam konflik batin atau tekanan eksternal.

canva diolah pribadi
canva diolah pribadi

Apa itu Filosofi Enam “SA”

Filosofi Enam “SA” adalah ajaran yang dikembangkan oleh Ki Ageng Suryomentaram, seorang filsuf Jawa, untuk membantu manusia mencapai kebahagiaan sejati (bedjo) melalui pengelolaan diri dan kehidupan yang sederhana. Enam "SA" ini menjadi prinsip hidup yang menekankan kesadaran, keseimbangan, dan kesederhanaan.

1. Sa-butuhne (Sebetulnya Butuh)

  • Makna Dasar: Memahami kebutuhan sejati dan hidup hanya sesuai dengan apa yang benar-benar dibutuhkan.
  • Makna Luas: Mengajarkan manusia untuk membedakan antara kebutuhan (needs) dan keinginan (wants). Dengan mengutamakan kebutuhan dasar, manusia dapat hidup lebih sederhana, tanpa terjebak dalam gaya hidup konsumtif.
  • Pesan Utama: Kebahagiaan sejati datang dari mengetahui batas kebutuhan dan menghindari pemborosan energi, waktu, atau sumber daya.
  • Contoh: Makan saat lapar dan hanya sebanyak yang dibutuhkan oleh tubuh, bukan karena nafsu semata.

2. Sa-perlune (Seperlunya)

  • Makna Dasar: Melakukan sesuatu sesuai dengan kadar kepentingannya.
  • Makna Luas: Mengajarkan pentingnya efisiensi dan fokus. Dalam kehidupan modern, ini bisa diartikan sebagai kemampuan untuk mengatur prioritas, menghindari aktivitas yang tidak produktif, dan menjalani hidup dengan bijak.
  • Pesan Utama: Jangan melakukan sesuatu yang tidak perlu atau membebani diri dengan hal-hal yang kurang penting.
  • Contoh: Menggunakan uang atau tenaga hanya untuk keperluan yang mendesak tanpa pemborosan.

3. Sa-cukupe (Secukupnya)

  • Makna Dasar: Merasa cukup dengan apa yang dimiliki.
  • Makna Luas: Mengembangkan rasa syukur (gratitude) sebagai fondasi kebahagiaan. Konsep ini menekankan pada penerimaan terhadap apa yang sudah dimiliki dan tidak terjebak dalam sikap serakah atau iri terhadap keberhasilan orang lain.
  • Pesan Utama: Hidup yang cukup adalah hidup yang dipenuhi rasa syukur, bukan kekayaan yang tak ada batasnya.
  • Contoh: Bersyukur dengan penghasilan yang ada dan tidak terobsesi untuk terus menambah harta.

4. Sa-benere (Sebenarnya)

  • Makna Dasar: Hidup dengan kejujuran dan kesadaran akan kebenaran sejati.
  • Makna Luas: Mengajarkan pentingnya integritas dan kejujuran dalam berpikir, bertindak, dan berbicara. Ini juga mengandung pesan untuk selalu mencari dan menghormati kebenaran, baik dalam konteks personal, sosial, maupun spiritual.
  • Pesan Utama: Kebenaran adalah fondasi yang harus dijaga dalam kehidupan agar hubungan antar manusia tetap harmonis dan damai.
  • Contoh: Berbicara jujur dalam segala situasi tanpa manipulasi.

5. Sa-mesthine (Semestinya)

  • Makna Dasar: Menjalani hidup sesuai dengan takdir atau hukum alam.
  • Makna Luas: Mengajarkan manusia untuk memahami bahwa ada hal-hal di luar kendali kita. Penerimaan terhadap kodrat atau hukum alam mengajarkan manusia untuk tidak melawan arus kehidupan yang tidak bisa diubah. Namun, ini tidak berarti pasrah, melainkan tetap berusaha dalam batas-batas yang semestinya.
  • Pesan Utama: Ketahuilah mana yang bisa diubah dan mana yang harus diterima dengan lapang dada.
  • Contoh: Menerima kegagalan sebagai bagian dari perjalanan hidup dan terus berusaha tanpa melawan kenyataan.

6. Sak-penake (Seenaknya dengan Tanggung Jawab)

  • Makna Dasar: Menjalani hidup dengan rasa nyaman dan tenang.
  • Makna Luas: Konsep ini menekankan bahwa hidup harus dijalani dengan fleksibilitas, tanpa tekanan yang tidak perlu, tetapi tetap dalam koridor tanggung jawab. Ini adalah upaya mencapai keseimbangan antara bekerja keras dan menikmati hidup.
  • Pesan Utama: Kenyamanan hidup bukan berarti kemalasan, melainkan kemampuan menyeimbangkan usaha dan istirahat.
  • Contoh: Tidak berambisi untuk mengejar hal-hal yang membuat diri tertekan, tetapi tetap bertanggung jawab

    Konsep ini melahirkan pendekatan "Situasional", yaitu fleksibilitas dalam bertindak sesuai dengan konteks yang dihadapi, seperti hubungan antara pedagang dan pembeli, guru, dan murid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun