3. Era Kalabendhu
Dalam konteks Indonesia, era ini mencerminkan situasi di mana korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan menjadi hal yang biasa, dan nilai-nilai moral diabaikan demi kepentingan pribadi dan kelompok tertentu. Ini bisa dikaitkan dengan kondisi politik yang dipenuhi oleh oligarki atau kekuasaan yang disalahgunakan oleh segelintir elit. "Kalabendhu" berarti "zaman edan" atau era kehancuran. Ini adalah era puncak dari kekacauan dan krisis yang telah berlangsung sejak Kalatidha. Dalam era ini, sistem sosial dan politik benar-benar runtuh, nilai-nilai terbalik, dan kehidupan menjadi tidak tertata.
- Kembang Seruni: Kembang seruni sering digunakan sebagai simbol keindahan yang rapuh dan singkat. Dalam konteks ini, ia mewakili puncak dari era kehancuran, di mana seluruh tatanan moral dan sosial yang dulu ada telah hilang.
- Zaman Edan, Walik Zaman: Frase ini menggambarkan keadaan dunia yang terbalik atau terdistorsi. Orang-orang yang benar dianggap salah, dan yang salah dianggap benar. Segala nilai yang dulunya dihormati kini diabaikan. Zaman edan ini sering diartikan sebagai masa di mana masyarakat kehilangan arah dan hancur secara moral.
- Era Kehancuran: Ini adalah masa di mana bangsa atau masyarakat jatuh ke dalam kehancuran. Korupsi, ketidakadilan, dan kekacauan merajalela. Tidak ada lagi hukum yang dapat ditegakkan dengan benar, dan masyarakat berada di ambang kehancuran total.
Dalam kondisi Indonesia atau dunia modern, era ini mungkin mencerminkan titik nadir di mana korupsi dan ketidakadilan mencapai puncaknya, sistem politik dan sosial runtuh, dan harapan untuk perbaikan sangat minim.