Mohon tunggu...
Tiara Kharisma
Tiara Kharisma Mohon Tunggu... Human Resources - public relations officer

Ibu dari dua anak

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Momen Seru Liburan di Pangandaran

22 November 2019   13:43 Diperbarui: 23 November 2019   08:15 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ditambah lagi beberapa hari sebelum kami ke sana, seorang teman yang juga ada acara di Pangandaran, menginformasikan ada gempa yang titiknya tidak jauh dari Pangandaran. Makanya begitu keluar hotel, ku mengamati juga tanda-tanda arah evakuasi. Sudah ada sih, cuma menurutku boleh dibesarin dikit. Kalau nggak, mungkin tiap wisatawan yang masuk kawasan pantai dikasih semacam selebaran atau link imageatau file pdf yang bisa diakses online wisatawan yang menggambarkan denah arah-arah evakuasi di kawasan pantai tersebut. Jadi bisa dilihat lagi kalau kita misal lagi di titik mana arahnya harus ke mana.

Selanjutnya, kami pun menemani si kecil bermain pasir, sambil menunggu sunset. Tapi sayang hari pertama, karena mendung tak ada sunset. Malam harinya, tentu kami sudah tak sabar melahap hidangan seafood segar. Setelah isya, kami bergegas ke kawasan pantai timur. Berderet beberapa tempat makan seafood. Tapi kami memilih yang tidak terlalu ramai, karena ada beberapa rombongan bis. Kami pun memilih tempat makan seafood bu surman. Ada berbagai varian, tapi kami fokus pada ikan bakar aja.. mengingat sebulan lalu kolesterol ku sempet ada sedikit warning, jadi agak takut makan udang atau kepiting.

Yaps, harga ikan bakarnya 150rb/kg sudah dengan bumbu dan bakar. Ini bebas kita mau pilih ikan jenis apa. Malam itu kami pilih ikan kue dan bawal putih. Kalau rasanya lumayan karena ikannya juga seger. Cuma ku baru ingat, sambal cobeknya beda sih dengan yang biasa kami buat. Mungkin ini khas pangandaran kali ya.. (maklum belasan tahun tinggal nggak jauh dari pantai baca: pelabuhan ratu jadi punya taste sendiri kalau sambal cobek seperti apa..hahaa).

Nah, di kawasan pangandaran kalau malam ramai juga lho mobil odong-odong dilengkapi lampu kerlap-kerlip (kayak di alun-alun yogya gitu). Ada juga sepeda listrik yang dilengkapi lampu kerlap-kerlip. Banyak yang menyewakan kendaraan tersebut di depan hotel atau di tepi pantai.

Lanjut aktivitas hari kedua, pagi hari kami berenang dulu di hotel. Sambil sebelumnya sarapan. Nah hotel ini kebetulan mulai sarapannya jam 7. Selesai sarapan, renang dan bersih-bersih baru lah kami bergegas mencari oleh-oleh khas pangandaran, jambal roti.

Bermodal mbah gugel akhirnya kita ketemu juga sama pengrajin jambalnya langsung. Kami jalan kaki dari hotel, lumayan olah raga. Namanya Mamah Jambal (cari aja alamat nya atau pakai gugel maps ada koq nama jalan dan petunjuk arahnya), agak masuk memang jalannya, tapi tetap masuk mobil. Sesampai di sana  benar saja jambal roti super sudah tersedia di freezer. Kenapa sih disimpan di freezer? Katanya salah satu alasannya biar lebih awet, karena jambal tersebut tak pakai pengawet. Lalu berapa kah harganya? Enaknya di sini kita tak usah tawar-menawar dan harganya juga emang lebih murce dibanding semalam yang sempat kami tanyakan di salah satu kios.

Jadi untuk 1 kg jambal roti super harganya 120.000 (des 18) dan untuk jambal biasa, ukuran lebih kecil dan digantung-gantung di plastik harganya 80.000 per kg (des 18). Nggak hanya jambal, di sini juga dijual ikan asin lain seperti cumi, teri, peda, kerupuk kulit ikan, terasi dan bahkan ada juga abon ikan. Selain jambal roti, terasi pangandaran juga terkenal enak lho. Terasinya ada yang masih mentah ( jadi masih harus digoreng atau digangggang dulu) sama yang sudah matang.

Yaps setelah beli oleh-oleh jambal dan terasi, kami balik dulu ke hotel. Sambil menungu jam 11 (karena mau jumatan) si kecil main pasir lagi di pantai (again ini anak emang seneng banget main-main pasir). Tapi kali ini dia sama papanya nyoba naik kuda tepi pantai sampai ujung tepi pantai barat, terus balik lagi. 1 kuda bisa untuk suamik dan si kecil. Oh ya, harga sewanya 50rb (des18).

Sebenarnya bisa juga kita menyebrang pakai perahu ke pantai pasir putih cagar alam. Malah bisa diving juga di sana. Tapi kami nggak jadi nyebrang, karena ku dan si kecil ya agak parno naik perahu di atas laut. Meski pakai pelampung dan lumayan bisa berenang, tapi kok ya masih agak gimana gitu. Mau lewat jalan darat lumayan juga jalannya (bilang aja males). Kalau nyebrang pakai perahu per orang biayanya 25rb (des 18) , tapi kalo rombongan minimal 10 orang jatuhnya jadi sewa tuh, tiap orangnya kena 15rb jadi total 1 perahu 150rb. Kalo nggak rombongan ya bisa jadi nunggu yang lain yang mau nyebrang juga.

Eiya, sebelum lupa kalo seandainya temans bawa si kecil main di tepi pantai barat ini, terus mainan pasir, cari tempat yang sekiranya aman. Karena di pantai ini ada hilir mudik juga motor trail besar, sedang dan kecil yang disewakan kepada wisatawan. Soalnya pernah, ada anak kecil yang keserempet motor pas main pasir :(.

Selanjutnya, sehabis jumatan kami bersiap menuju Green Canyon atau orang sana mah dulu bilangnya Cukang Taneuh. Sebelum perjalanan ke Green Canyon, kami mencari makan siang yang simpel dan sejalan. Jatuhlah pilihan ke KFC. Jadi KFC itu udah ada di pangandaran di pertokoan Grand Pangandaran. Ada juga warung SS sih di pertokoan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun