Mohon tunggu...
Tiara Ayu Nurul Azizah
Tiara Ayu Nurul Azizah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Mahasiswi Bahasa dan Sastra Inggris UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Mengenal Pemerolehan Bahasa Anak: Definisi, Faktor, dan Tahapan

29 November 2022   20:29 Diperbarui: 29 November 2022   20:43 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Proses pemerolehan bahasa anak merupakan topik yang sangat menarik tentang bagaimana anak memperoleh bahasanya, kapan anak mulai belajar bahasa dan bagaimana anak-anak "menjiwai" ujaran - ujarannya merupakan topik yang sangat menarik.

Istilah "Usia Emas" yang diartikan sebagai tahapan anak di usia dini berusia 0-8 tahun. Ruang lingkup usia dini meliputi bayi (0-1 tahun), balita (2-3 tahun), usia bermain (3-6 tahun), dan usia sekolah awal (6-8 tahun). Di usia inilah anak sangat membutuhkan stimulasi sesuai kelompok usia dan kemampuannya.

Perlu sekali mengetahui tahapan perkembangan anak usia dini mulai dari fisik, kognitif, bahasa, emosi dan sosial. Salah satunya bahasa.

Bahasa sebagai alat komunikasi merupakan sarana perumusan maksud, melahirkan perasaan, dan memungkinkan kita menciptakan kegiatan sesama manusia, mengatur berbagai aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita. Bahasa sebagai alat komunikasi diperoleh manusia sejak lahir sampai usia lima tahun, yang dikenal dengan istilah pemerolehan bahasa

Pemerolehan bahasa atau akuisisi adalah proses yang berlangsung di dalam otak seorang kanak-kanak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya.

Kemampuan manusia dalam bahasa didukung oleh faktor fisiologis neurologisnya. Menurut Teyler (1975) gerakan organ wicara dan pendukungnya belum fleksibel dan belum dapat diatur sesuai dengan kebutuhan, gerakan lidah dan mulut juga masih terbatas.

Proses anak mulai mengenal komunikasi dengan lingkungannya secara verbal dan dapat dikatakan pemerolehan bahasa memiliki suatu rangkaian kesatuan yang bergerak dari ucapan satu kata sederhana menuju gabungan kata yang lebih rumit.

Anak-anak cenderung memperoleh suara pertama dan diikuti Bilabial, Alveolus, Palatal, Velar, Frikatif, dan Lateral contohnya /i/, //, /u/ , / o /, /e/.

Pemerolehan Phonology anak menurut Ingram (1987;420) umumnya berdasarkan sistem orang dewasa dengan cara menciptakan atau menirukan strukturnya itu sendiri apabila pengetahuan orang dewasa makin baik atau dapat diikuti.

Umumnya balita berumur 2 tahun sudah memperoleh Phonologynya sekitar bunyi-bunyi vocal bilabial /b/, /m/, /p/ contohnya papa atau mama.

Suara tangis bayi tidak terdengar dan membutuhkan Gerakan yang rumit, kecuali Gerakan pita suara,lidah dan anak lidah. slang beberapa lama, bayi akan mengeksplorasi alat-alat wicaranya sampai akhirnya keluar bunyi yang bisa dipahami bayi. 

Suara tangisnya juga lebih beragam dan ditandai dengan adanya gaungan bunyi hidung velar bersuara [n] dan sengau hambatan bersuara [g] berbunyi [ g _] yang berulang-ulang. Perbandingan antara lidah dan luas rongga mulut sangat tidak seimbang. Lidah pada anak masih terlalu besar dan gerakannya juga terbatas dalam ruang mulut yang juga terbatas. Itulah mungkin mengapa suara tangisan anak yang baru lahir relatif sama.

Gerakan menyusu, menguap, terbatuk-batuk, cegukan ,tangisan, senyuman, bahkan serdawa, dan sebagainya yang melibatkan mulut adalah latihan untuk kepentingan fleksibilitas mulut dan organ - organ di di dalamnya.



Tahapan Pemerolehan Bahasa Pada Anak:

  • Cooing

Disebut sebagai tahapan bicara yang paling awal. Ketika tingkat pemahamannya lebih baik dan perkembangan organ wicaranya juga lebih mencukupi, anak mulai memproduksi lebih banyak bunyi. Bunyi kata seru yang merupakan gabungan vokal+konsonan [ah] dan [eh]. Bayi hanya bisa mengeluarkan tangisan mengeluarkan bunyi glottal yang cenderung tidak terkontrol, bunyi /h/ contohnya "ah" atau "uh" karena otot mulut dan lidahnya mulai berkembang. Bayi juga berkomunikasi atau mengekspresikan menggunakan kontak mata dan tersenyum. Di usia 2 bulan bayi umunya melewati tahapan Cooing ini. Bunyi vocal yang sudah paham pada tiga bulan pertama ini adalah [a], [i], [e],dan [].

  • Babbling

Fase di mana bayi mengoceh dengan mengulang-ulang gabungan huruf mati dan huruf hidup, contohnya 'baba', 'mama', 'papa'. Umumnya Babbling pada usia 6-8 bulan.

  •  One Word Utterances

Tahapan pada usia anak antara 9-18 bulan. Tidak perlu panik jika anak tidak sampai ke tahap ini karena setiap anak mempunyai kecepatan yang berbeda-beda dan itu benar-benar normal. Tahapan ini diartikan sebagai ucapan satu kata yang dapat menggantikan keseluruhan kalimat, seorang anak mungkin menggunakan kata papa yang berarti "Saya melihat papa" atau kata air yang berarti "Beri saya lebih banyak air". Anak-anak cenderung akan menggunakan tahap ini untuk mendapatkan hal-hal yang mereka inginkan atau butuhkan, dan terkadang cenderung tidak terlalu jelas. Ucapan anak pada tahap ini mudah untuk diidentifikasi yang terdiri dari kata benda dan kata kerja.

  • Two Word Utterances

Ucapan dua kata yang cenderung pada usia sekitar 18-24 bulan. Terdiri dari dua kata benda atau satu kata benda dan satu kata kerja, contohnya kursi bayi yang berarti "Bayi sedang duduk di kursi" atau "Nana susu" yang berarti Nana mau susu.

  • Telegrafis

Tahapan produksi kalimat sederhana pada usia sekitar 24-30 bulan. Ciri yang paling mencolok pada fase ini bukanlah pada jumlah kata yang dihasilkan anak, tetapi pada variasi bentuk kata yang sudah mulai muncul. Namun demikian, pada fase ini anak belum menggunakan kata tugas dalam bertutur. Seiring dengan bertambahnya usia dan perkembangan otak dan perangkat biologis lainnya maka kemampuan anak pun (kaidah bahasa dan kaidah berbahasa) akan semakin meningkat hingga mendekati tuturan orang dewasa.

  • Multikata lanjut

Produksi kalimat yang sudah bisa dikatakan gramatikal pada usia lebih dari 30bulan.

Banyak faktor yang memengaruhi anak dalam memperoleh kemampuan dalam berbahasa. Ada faktor yang berasal dari dalam diri anak dan ada juga faktor yang berasal dari luar. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa anak antara lain:


  • Faktor Biologis

Perangkat biologis yang menentukan anak dapat memperoleh kemampuan bahasanya ada tiga, otak (sistem saraf pusat), alat dengar, dan alat ucap.

  • Faktor Lingkungan Sosial

Untuk memperoleh kemampuan berbahasa, seorang anak memerlukan orang lain untuk berinteraksi dan berkomunikasi. Bahasa yang diperoleh anak tidak diwariskan secara genetis atau keturunan, tetapi didapat dalam lingkungan yang menggunakan bahasa. Oleh karena itu, anak memerlukan orang lain untuk mengirimkan dan menerima tanda-tanda suara dalam bahasa itu secara fisik.

  •  Faktor Intelegensi

Intelegensi adalah daya atau kemampuan anak dalam berpikir atau bernalar. Menurut Zanden (1980) mendefinisikannya sebagai kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah. Meskipun, anak yang bernalar lebih tinggi tidak dapat dipastikan akan lebih sukses daripada anak yang berdaya nalar pas-pasan dalam hal pemerolehan bahasa.

  • Faktor Motivasi

Sumber motivasi pada umumnya dibagi dua, motivasi dari dalam atau internal dan motivasi dari luar diri atau eksternal. Dalam belajar bahasa seorang anak tidak terdorong demi bahasa sendiri. Dia belajar bahasa karena kebutuhan dasar yang bersifat lapar, haus, serta perlu perhatian dan kasih sayang (Goodman, 1986; Tompkins dan Hoskisson. 1995). Inilah yang disebut motivasi intrinsik yang berasal dari dalam diri anak sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun