Melansir dari Cambridge Dictionary, cancel culture adalah cara berperilaku sekelompok orang atau masyarakat, terutama dalam media sosial, di mana lumrah untuk menolak atau berhenti mendukung seseorang karena mereka mengatakan atau melakukan suatu hal yang menyinggung orang atau kelompok lain. Cancel culture di Indonesia sangat erat kaitannya dengan media sosial.Â
Melalui media sosial apabila ada akun yang membahas perilaku seseorang yang dirasa menyimpang dari norma-norma sosial maka pengguna media sosial lain akan ikut berpartisipasi untuk menyampaikan pendapatnya dan akan berakhir orang yang sedang dibicarakan di-cancel secara tidak langsung. Selebritas adalah figur publik yang paling sering terdampak fenomena ini.Â
Cancel Culture dilihat masyarakat sebagai gerakan yang dapat menjadi alat kontrol sosial. Media sosial yang dapat dengan cepat menyebarkan informasi memudahkan masyarakat untuk melihat kesalahan orang lain. Dampak positif dari cancel culture adalah dapat mendorong figur publik seperti selebriti, politisi, dan influencer untuk menghasilkan konten yang berkualitas untuk dikonsumsi masyarakat dan lebih berhati-hati dalam bertindak dan berbicara. Kusumaningtyas (2021), juga menyatakan cancel culture efektif dalam menghalau rasisme, seksisme, kekerasan, atau hal lain yang membahayakan.Â
Cancel culture di Korea Selatan
Cancel culture di korea selatan sukses diterapkan untuk Kim Sae Ron yang terkenal sejak berusia 10 tahun ketika berperan dalam film The Man From Nowhere dan disebut jenius dalam berakting dan karirnya terus melonjak sejak saat itu. Namun, pada tahun 2022 karir Kim Sae Ron mendapatkan banyak kecaman oleh publik karena terlibat kecelakaan saat mengemudi akibat pengaruh alkohol. Publik Korea Selatan memang terkenal tidak menyukai pengemudi mabuk karena dapat menyebabkan kegaduhan di jalanan hingga menelan korban jiwa. Akibat kejadian ini agensi Kim Sae Ron memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak dengan sang aktris dan karir Kim Sae Ron pun terus terpuruk hingga ia dikabarkan melakukan kerja part time.Â
Dampak cancel culture bagi Saipul Jamil
Gerakan cancel culture yang dilakukan oleh publik di media sosial yang cukup besar adalah ketika mantan pidana kasus pelecehan seksual yang adalah seorang penyanyi, Saipul Jamil, kembali muncul di televisi.Publik juga menyayangkan respon masyarakat yang saat itu menyambut meriah Saipul Jamil yang baru bebas dari penjara. Ironisnya KPI justru memberikan pernyataan bahwa Saipul Jamil dapat mengisi konten edukasi mengenai bahaya pelecehan seksual. Mendengar pernyataan KPI pun publik menjadi semakin geram dan akhirnya KPI meminta maaf dan meralat pernyataannya. Publik yang sudah terlanjur kecewa memutuskan untuk meng-cancel Saipul Jamil dan KPI.
Baru-baru ini Saipul Jamil kembali mendapatkan atensi publik usai viral dalam konten terbaru di rumah artis Ivan Gunawan. Dalam konten viral tersebut terlihat Ivan Gunawan bagi-bagi THR dengan melakukan tebak-tebakan "siapa artis yang pernah kasus pencabulan?" yang disambut oleh gelak tawa teman-temannya sambil berusaha menjawab pertanyaan tersebut dengan meneriakkan nama Saipul Jamil. Kamera pun berpindah menyorot Saipul Jamil dan ia berkata bahwa itu terjadi di masa lalu dan bukanlah kasus pencabulan melainkan penghisapan.Â
Publik yang melihat konten tersebut geram dan beramai-ramai mengecam Saipul Jamil dan Ivan Gunawan yang berani membuat candaan mengenai kasus pencabulan anak hingga Ivan Gunawan pun melakukan permintaan maaf. Sebelum kejadian viral itu, Saipul jamil juga sempat diundang di podcast Deddy Corbuzier. Hal ini menunjukkan gagalnya cancel culture di Indonesia dengan masih banyaknya sesama rekan artis yang memberikan tempat untuk teman artis mereka yang pernah dipenjara karena kasus pencabulan anak.
Dari banyaknya komentar yang menyayangkan tindakan Ivan Gunawan dan Saipul Jamil, ada komentar yang merasa bahwa candaan itu tidak bermasalah karena tidaklah salah bahwa Saipul Jamil pernah terkena kasus pencabulan anak. Namun, tidak sepantasnya Ivan Gunawan dan Saipul Jamil bercanda mengenai hal itu dan dibuat menjadi konten yang bisa ditonton oleh banyak orang. Bayangkan perasaan korban dan keluarga korban dari kasus pencabulan anak Saipul Jamil ketika melihat pelaku dapat tertawa dan membuat candaan dari peristiwa malang yang dialaminya.