Mohon tunggu...
Tiara
Tiara Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Tanjungpura

bermula dari sesuatu yang kecil

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Strategi Rumah Tangga Menghadapi Pandemi di Desa Buluh Kuning dan Desa Manis Raya Kalimantan Barat

14 Juni 2020   22:07 Diperbarui: 15 Juni 2020   07:25 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokumentasi pribadi (kondisi warung Ibu Istiyah, disamping rumahnya)

Berikut pengeluaran rutin Ibu Sutini (perbulan). untuk beras Rp 720.000,-, untuk lauk pauk Rp 450.000,-,untuk listrik Rp 330.000,-untuk tabung gas Rp 112.000,- , biaya pendidika anak Rp 100.000,- sampai dengan Rp 200.000,-, untuk transportasi (bensin) Rp 120.000,-, untuk rokok Rp 450.000,- dan untuk puksa HP Rp 40.000,-

Selama pandemic Covid-19 terjadi, Ibu Sutini tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah, baik itu bantuan social, bantuan langsung tunai, maupun bantuan sembako.

Namun, beliau merupakan sosok yang sangat kaya hati, beliau juga selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena disaat pandemic saat ini beliau dan keluarga masih diberikan kesehatan dan itu merupakan nikmat yang sangat luar biasa, tidak sedikit masyarakat yang berada diluar sana kesulitan untuk makan, minum bahkan untuk tidur ditempat yang aman dan nyaman.

Ibu Sutini juga selalu menerapkan protokol kesehatan yang dihimbau pemerintah yaitu menjaga jarak, mencuci tangan, beliau juga menyediakan tempat cuci tangan dan sabun pembersih tangan didepan rumahnya, apabila Ibu Sutini hendak keluar rumah maka beliau menggunakan masker, dan tetap berada dirumah saja jika tidak ada suatu keperluan yang mendesak.

4. Responden Keempat 

Responden selanjutnya yang penulis wawancarai ialah Ibu Mistana, beliau berusia 48 tahun. Ibu Mistana tinggal di Dusun Sepakat RT/RW 008/004, Desa Manis Raya, Kecamatan Sepauk, Kabupaten Sintang, beliau hidup bersama anak dan cucunya, beliau tidak memiliki tanggungan keluarga karena anak-anaknya telah menikah.

Pendidikan terakhir Ibu Mistana yaitu tamatan Sekolah Dasar. Pada saat sebelum adanya pandemic Covid-19 Ibu Mistana bekerja sebagai penjual kantin didalam sekolah.

Lokasi tempat berjualan Ibu Mistana ialah di depan rumahnya, karena rumah beliau berada di dalam kawasan Yayasan Ma'had Syu'latul-Muna, disamping rumah beliau juga dibangun pondok pesantren untuk anak-anak yang ingin bersekolah dan sekaligus mondok. 

Sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan tersebut ialah TK Syu'latul Muna, MI Syu'latul Muna, Mts Syu'latul Muna, dan MA Syu'latul Muna. Pada sore hari biasanya banyak anak-anak yang belajar mengaji dan memperdalam ilmu agama di pondok tersebut. 

Ibu Mistana bekerja sendiri, dengan penghasilan bersih yang beliau peroleh kurang lebih sebesar Rp 100.000,- perhari Adapun pengeluaran rutin yang dilakukan oleh Ibu Mistana (per bulan), antara lain : untuk beras  Rp 360.000,-, untuk lauk pauk Rp 150.000,-,untuk listrik Rp 100.000,-untuk tabung gas Rp 300.000,- , untuk transportasi (bensin) Rp 90.000,-,  dan untuk menabung Rp 600.000,-.

Pada saat terjadi pandemic Covid-19, Ibu Mistana menggunakan uang tabungannya untuk menutupi pengeluaran yang cukup besar, selain itu beliau juga mengubah pola konsumsi dengan berbelanja di dekat rumah, dan mengurangi porsi menu makan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun