Mohon tunggu...
Tiara NafaatusSolekha
Tiara NafaatusSolekha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Seni Rupa semester akhir yang mencoba dunia tulis menulis

Selanjutnya

Tutup

Seni

Si "JATA" sebagai Maskot SMPN 3 Singosari Karya Mahasiswa Asistensi Mengajar Pendidikan Seni Rupa UM

8 Juni 2023   22:38 Diperbarui: 8 Juni 2023   22:40 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Hadir sebagai sosok baru, Jata siap menjadi bagian identitas SMPN 3 SINGOSARI (SINEGA). Resmi dirilis bersamaan dengan kegiatan Bulan Pancasila yang diadakan oleh Mahasiswa Asistensi Mengajar Universitas Negeri Malang. Jata lahir menyapa publik SINEGA pada Jumat 19 Mei 2023. Menyematkan unsur burung jatayu, Jata difilosofikan sebagai burung berkemampuan belajar dan daya kreativitas tinggi. Ide maskot tercetus sebagai salah satu jawaban terhadap hal baru yang diinginkan bisa menjadi ciri khas SMP NEGERI 3 SINGOSARI. Jata didesain oleh Mahasiswa Asistensi Mengajar dari Universitas Negeri Malang jurusan S1 Pendidikan Seni Rupa. Sejumlah cerita tertuang dibalik penciptaan maskot Jata ini. Seperti apa kisah seru dan menariknya, semua akan dirangkum dalam Liputan Utama berikut.

SMP Negeri 3 Singosari merupakan salah satu SMP yang terletak di Jalan Aragani Komplek TNI-AU Pagas, Desa Tamanharjo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Ditinjau dari letak sekolah yang disekitarnya banyak perumahan-perumahan dengan menggunakan nama hewan, mahasiswa Asistensi Mengajar Universitas Negeri Malang ini mendapat inspirasi maskot yakni mengambil konsep dengan menggunakan hewan burung jatayu. Karena di daerah sana terdapat salah satu perumahan yang bernama Jatayu.

Sebagai seorang mahasiswa yang kreatif, mereka mendedikasikan dirinya untuk menjadikan kualitas sekolah menjadi yang lebih baik. Mereka berkolaborasi menciptakan sebuah maskot untuk SMP Negeri 3 Singosari. Namun tidak hanya terbatas atas hal itu saja, dari beberapa kali peninjauan, ternyata burung jatayu memiliki filosofi yang sesuai apabila ini digunakan untuk sebuah maskot untuk SMP Negeri 3 Singosari. Dari hal tersebut ter susunlah sebuah konsep yang mampu menjembatani antara sekolah dengan siswa. 

Dengan mengambil konsep maskot burung jatayu ini, juga mampu menggambarkan sebuah filosofi, membawa gambaran visi dan misi, serta mampu menjadi bagian dari publik itu sendiri. Berlatar belakang program kerja Asistensi Mengajar yang ingin membuat sesuatu bercirikan SMPN 3 SINGOSARI. Dengan membuat maskot di gadang berfungsi sebagai penggambaran kreativitas dan keberadaan SMPN 3 SINGOSARI yang penuh inovasi dan prestasi. Tak hanya itu, perwujudan maskot sekaligus sebagai upaya promosi dan penanda brand awareness bagi mahasiswa Asistensi Mengajar Universitas Negeri Malang jurusan S1 Pendidikan Seni Rupa. Dampaknya, khalayak umum akan lebih mengenal SMPN 3 SINGOSARI dan mengetahui ciri khas apa yang dimiliki oleh SMPN 3 SINGOSARI selain sebagai pusat pembelajaran.

Mahasiswa S1 Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Malang adalah sosok desainer dibalik pembuatan maskot baru SMPN 3 SINGOSARI "Jata". Saat melakukan proses kegiatan Asistensi Mengajar, para mahasiswa ini tengah dalam rangka menyelesaikan program kerja akhirnya. Berawal dari saran guru pamong selama bimbingan, mereka lebih diarahkan kepada kebutuhan yang belum bisa tercapai di sekolah tersebut, yaitu maskot. Akhirnya program kerja akhir yang mereka kerjakan membahas tentang maskot SMPN 3 SINGOSARI "Jata". Para mahasiswa ini berkeinginan membuat maskot yang berbeda sesuai dengan bidangnya, cukup mudah untuk dikerjakan serta yang tidak realis. Sempat bingung menentukan konsep awal pembuatan maskot, dan pada akhirnya mereka berhasil mencetuskan karakter baru terinspirasi dari budaya Jawa "tokoh pewayangan burung Jatayu".

"Awalnya bingung untuk konsep maskotnya itu dalam bentuk apa. Akhirnya kami menemukan ide untuk membuat bentuk lain dengan wujud hewan tetapi merupakan karakter baru yang kami ciptakan". ungkap para mahasiswa Asistensi Mengajar jurusan S1 Pendidikan Seni Rupa. Bereferensi burung jatayu yang merupakan tokoh protagonis dari kisah Ramayana, yang merupakan putra Aruna dan keponakan dari Garuda. Ia adalah seekor burung yang melihat bagaimana Dewi Sita diculik oleh Rahwana. Ia berusaha melawan tetapi kalah bertarung dan akhirnya mati. Tetapi ketika belum mati dan masih sekarat masih bisa melaporkan kepada Sri Rama bahwa Dewi Sita istrinya, diculik. Burung Jatayu adalah sosok pemberani yang rela mengorbankan dirinya untuk keselamatan Rama Wijaya dan Dewi Sinta dari amukan Rahwana.

Akhirnya kami mencari cara sampai akhirnya menemukan ide tentang burung jatayu ini. Berbuah hasil, mereka mengkonsultasikan nya kepada guru pamong dan dosen pembimbingnya.

Kami satu tim selalu memikirkan bagaimana caranya untuk memvisualisasikannya dengan tetap mempertahankan elemen yang ada di lambang SMPN 3 SINGOSARI, jelas Burung Jatayu dipakai karena mengandung banyak unsur seperti burung yang melambangkan sebagai ajaran kebaikan, melambangkan pemberani, suka membela kebenaran, tidak mudah menyerah, setia kepada tuannya, dan ramah. Hal itu yang membuat mahasiswa tersebut akhirnya memakai burung jatayu sebagai tema maskot yang ia buat. Para mahasiswa tersebut mengungkapkan bahwa burung jatayu mengandung unsur budaya lokal, mereka menginginkan ada unsur budaya yang simpel tetapi juga enak dipakai.

"Kira-kira satu bulan lebih termasuk revisi dari guru pamong sampai saat pelaunchingan maskot di acara puncak Bulan Pancasila lalu, dan hingga saat ini masih berlanjut untuk penyempurnaan dan pembuatan produk-produk merchandise yang bertemakan maskot SMPN 3 SINGOSARI 'Jata'," kata mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa ini. Merchandise yang didesain sudah mulai diproduksi. 

Nama Jata adalah nama yang dipilih oleh mahasiswa Asistensi Mengajar jurusan Pendidikan Seni Rupa. Diambil dari nama Burung Jatayu, yang memiliki harapan yaitu dapat mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang pengembangannya tidak terbatas dan cita-cita setinggi langit. Nama maskot sempat tidak terpikiran, tetapi setelah mendapat masukan dari beberapa pihak termasuk guru pamong, maka dipilihlah 'Jata' sebagai nama maskot SMPN 3 SINGOSARI.

Mengandung makna berkemampuan belajar dan daya kreativitas yang tinggi, Cakrawala diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dengan target tidak terbatas dan cita-cita setinggi langit yang berangkat dari wawasan seluas cakrawala.

Di balik maskot "Jata" ini mengandung makna berkemampuan belajar dan daya kreativitas yang tinggi, Jata diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dengan target tidak terbatas dan cita-cita setinggi langit. Mengangkat kembali makna dari brand SMPN 3 SINGOSARI. Sebenarnya tidak ada makna khusus yang terkandung di dalam maskot, Mahasiswa Asistensi Mengajar jurusan Pendidikan Seni Rupa hanya mengulang kembali makna yang ada di brand SMPN 3 SINGOSARI dan bisa mengangkat citra SINEGA sendiri. Semua tergambar dalam maskot SMPN 3 SINGOSARI yang bertemakan burung jatayu dengan berbagai hiasan yang melekat pada tubuhnya. Sempat menjadi masalah karena bentuk ekspresi maskot yang kurang bervariasi, karena berbagai ekspresi sangat penting dalam pembuatan desain guna mengekspresikan kegiatan-kegiatan lainnya, namun masalah ini sudah terselesaikan. Meskipun banyak kendala juga yang dihadapi selama proses pembuatan tetapi dengan tetap berpegang teguh pada kemampuan dan pengetahuan yang mereka miliki, akhirnya maskot dapat tercipta dengan sempurna.

Sempat tidak percaya diri dengan hasil maskot buatan kami yang terbilang cukup simpel dan sederhana, dibandingkan dengan maskot lain yang dibuat cukup realis. Tetapi maskot ini ternyata sangat representatif sekali dengan SMPN 3 SINGOSARI. Ditinjau dari tingkat desain yang sudah mewakili banyak komponen yang ada di SMPN 3 SINGOSARI, mengandung unsur budaya lokal. Cukup juga memiliki arti filosofis yang terkandung di dalam maskot SMPN 3 SINGOSARI.

Sempat terlontar celetukan dari berbagai pihak, menanyakan alasan maskotnya tidak bercelana. Awalnya mereka ingin membuat maskot yang simpel dan tidak ribet, tidak ingin untuk membuat bajunya juga karena ini adalah maskot yang bukan manusia. Tetapi banyak yang menanyakan, dengan masukan dan pertimbangan akhirnya maskot dipilihkan untuk memakai pakaian batik dan berdasi, serta mengenakan celana yang bersabuk bintang menandakan analogi Pancasila dalam dunia pendidikan. Mahasiswa Pendidikan Seni Rupa Ini membuat burung jatayu menjadi sebuah animasi, dan tidak menyerupai persis seperti burung jatayu, ada beberapa unsur yang hilang. Seperti sayapnya dibuat menyerupai sampur dan jari tangannya hanya empat, memakai sepatu, memakai baju batik, dan dasi, serta memakai mahkota. Di situlah letak keunikan maskot ini, tidak terlihat mirip sekali dengan aslinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun