Bahkan, manusia sudah jauh melenceng. Lebih parah, muncul tafsir sesat bahwa titipan Allah tersebut adalah mutlak sarana memenuhi kenikmatan semata. Maka, manusia abai terhadap hak yang harus diberikan kepada bumi dan isinya; perawatan, perhatian, penjagaan, dan pengertian akan siklus alamiah.
Di dalam bumi, Allah menempatkan segala ciptaan-Nya. Bumi menjadi rumah dan dalam arti tertentu menjadi rahim yang menjaga segala ciptaan-Nya. Di rumah yang besar ini, Allah-manusia-dan ciptaan lain tinggal dan berinteraksi satu sama lain.Â
Karena tinggal di satu rumah, masing-masing penghuni punya peran dan sumbangsih untuk menjaga keseimbangan dan keharmonisan. Untuk itu, dengan sangat minim diusahakan agar tidak terjadi dominasi yang berlebihan. Terlebih dari pihak manusia, eksploitasi tanpa ampun harus ditekan.
Tekanan di atas tadi menjadi deskripsi utama tema masa penciptaan 2021, yakni "Rumah untuk Semua? Membarui Oikos Tuhan". Paus Fransiskus pun punya cara pandang yang sama, bahwa bumi adalah rumah bersama (common home) atau rumah untuk semua makhluk. Bahkan, Tuhan sendiri tinggal di bumi yang diciptakan-Nya sendiri.
Untuk itu, agar makin nyaman dan tenang tinggal di rumah sendiri, diperlukan pembaruan yang kreatif dan berkelanjutan dari penghuninya. Tidak monoton, setengah-setengah, dan tidak mandek! Dan, rasanya mustahil kenyamanan terasa apabila tidak ada kerja sama di antara manusia sebagai 'rekan tuan rumah' yang diberikan hak.
Kerja sama
Paus Fransiskus dan kedua temannya dalam pertemuan oikumene tadi menekankan sikap koperatif dari masing-masing orang, bukan eksklusif Kristen untuk membarui bumi ini.
Aksi membarui dimulai dari kesadaran bahwa bumi yang dihuni ini, bukan milik manusia. Bumi adalah milik Allah yang dititipkan kepada manusia, meski manusia punya hak untuk mengambil apa saja dari bumi demi kehidupannya.
Setelah sadar, masing-masing orang harus membuka hati untuk peka dan terlebih peduli hak sesama dan makhluk lain. Masih banyak orang paling miskin, menderita, dan lemah yang harus diperhatikan dan ditopang; terlebih, karena pandemi Covid-19 yang hampir dua tahun ini belum bisa direm.