Mohon tunggu...
JPIC Kapusin Medan
JPIC Kapusin Medan Mohon Tunggu... Lainnya - Capuchin Brother

Fransiskan Kapusin

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hal-hal yang Bisa Kita Pelajari dan Aplikasikan dari Dokumen Abu Dhabi

4 Februari 2021   16:26 Diperbarui: 4 Februari 2021   18:10 2213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelima, bukalah hati dan pikiran untuk mau berkisah, bercerita, berbagi pengalaman, tanpa apriori dan sikap ingin cari kesalahan orang lain. Cerita dan berbagi pengalaman yang tulus akan saling memperkaya satu sama lain, sehingga ada ruang bagi orang lain menyampaikan identitas dirinya dan semua atribut yang dimilikinya.

Keenam, berani menentang ajaran-ajaran keliru yang sudah merasuki keyakinan bersama, seperti mengkafirkan orang lain, larangan mengucapkan selamat pada hari raya orang lain, membunuh adalah halal, dan sebagainya. Yang paling parah adalah mengatasnamakan Tuhan demi satu perbuatan yang tidak manusiawi.

Ketujuh, rajin-rajinlah mengikuti serikat yang terbuka untuk umum, bukan hanya untuk satu agama, suku, dan kepentingan. Memang, di samping itu, kita perlu membina kesatuan dengan orang yang satu agama, suku, dan kepentingan dengan kita. Namun, akan lebih terbantu kita memahami warna pelangi perbedaan dengan ikut dalam komunitas yang multikultural.

Kedelapan, binalah keluarga dengan pendidikan moral dan iman yang benar dan baik. Salah mendidik di keluarga, si anak akan simpan konsep keliru dan menjadikannya sebagai kebenaran hakiki. Iman akan Tuhan yang benar tidak akan sesat pada kebencian, permusuhan, dan eksklusivitas.

Kesembilan, terbukalah untuk ikuti kegiatan amal dan kerja sama untuk membantu orang-orang yang sungguh membutuhkan tanpa pandang agama, suku, dan kepentingan yang sama. Di titik lemah, orang pasti butuh siapa saja yang bersedia membantu. Apalagi di masa pandemi Covid 19 ini, begitu banyak orang yang butuh bantuan dan perhatian.

Kesepuluh, mari mempromosikan dialog, toleransi, dan antiekstremisme. Kiranya, Pancasila menjadi pedoman bangsa ini untuk tolak segala bentuk radikalisme dan fundamentalisme. Kita harus mematahkan rantai kebencian, peperangan, dan brutalisme di daerah dan negara ini. Pemerintah sudah mulai menegakkan hukum dan kedisplinan terkait gerakan-gerakan antihuman.

Sebenarnya, masih banyak hal yang bisa kita lakukan. Tapi, intinya kita mesti menggali semangat pembaruan yang positif. Kita Indonesia adalah satu walau beraneka ragam: "Bhineka Tunggal Ika!" Itulah semboyan negara kita. Mari kita jaga dan aplikasikan bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun