Bagi saya sendiri, butuh kecermatan mengolah data. Ada berita yang sungguh akuntabel, tak diragukan kebenarannya. Namun, ada berita yang perlu dikorek kebenarannya sampai berkali-kali.Â
Perlu dicermati, apakah muatan berita itu sungguh aktual, atau hanya sekadar hoaks. Untuk itu, perlu dibandingkan dengan berita yang dimuat oleh medianya. Semakin terpercaya medianya semakin akurat berita yang dimuat.Â
Maka, walau terkesan egois, saya selalu mencermati berita yang lagi viral dalam beberapa media yang sudah terbukti akuntabilitasnya. Termasuklah berita tentang vaksin Covid 19.
Sempat juga saya sedikit takut dengan vaksin Covid 19 yang sedang akan disuntikkan kepada masyarakat Indonesia. Alasan utama ketakutan itu adalah apakah vaksin itu bisa diterima oleh tubuh saya tanpa ada efek samping yang jauh lebih mengerikan. Mengapa pikiran saya sampai sejauh ini? Sederhananya, begini.
Katanya, susu murni dari beruang sungguh amat baik untuk kesehatan. Banyak orang yang sungguh berterima karena setelah mengonsumsi itu, ia tidak merasa apa-apa, malahan makin segar-bugar.Â
Sementara bagi saya berbeda. Belum pernah saya 'aman' meminum susu murni beruang. Selekas saya minum, perut saya kembung dan mual, kepala saya rasanya berat, dan saya justru jadi lemas.Â
Atau minuman jahe yang lagi viral untuk menangkal Covid 19. Ada yang aman meminumnya karena membuat badannya segar-bugar dan fit. Maka, dengan sangat percaya diri, ia bisa minum sampai 3 gelas sehari. Luar biasa.Â
Tapi, bagi saya berbeda. Entah mengapa, sekitar 10 menit setelah minum minuman jahe, perut saya pedih dan badan saya menjadi panas (bukan suhu, tetapi rasa).Â
Maka, tak pernah saya bisa nyaman mengonsumsi minuman jahe. Sekalipun demikian, saya tak pernah mencap bahwa baik susu murni beruang dan minuman jahe tidak baik untuk kesehatan. Tak baik generalisasi. Bagi saya kurang efektif dan bersaudara, tetapi bagi yang lain susu murni dan minuman jahe justru menjadi obat kesehatan.
Kiranya sudah sedikit jelas inti yang mau saya sampaikan. Masih misteri apakah vaksin yang akan diterima itu 'bersahabat'kah dengan orang yang menerimanya atau tidak.Â
Pertama, sudah barang pasti, bahwa sel-sel masing-masing orang akan memberikan respon terhadap apa saja yang masuk ke dalam tubuh, baik itu makanan, minuman, obat-obatan, dan bakteri/virus.Â