Yesus Kristus, Sang Immanuel (Allah yang menyertai), lahir di dunia seperti manusia lazimnya. Lewat kelahiran-Nya yang ditunggu-tunggu, tinggallah Allah di dalam manusia. Allah bekerja lewat dan dalam diri Yesus Putera-Nya. Ia ingin agar manusia tidak jauh dari kasih Allah yang setia dan tulus.Â
Sang Immanuel sungguh telah tiba. Ia telah hadir lewat perayaan Natal. Ia hadir untuk semua: manusia dan seluruh ciptaan. Ia menebus semua: manusia dan ciptaan. Ia memperdamaikan semua: manusia dan ciptaan, dengan Allah sendiri. Maka, karya penyelamatan Allah dalam diri Yesus Kristus berlaku universal.
Refleksi atas Natal 2020
Pada 24 malam lalu, saya merayakan natal di sebuah rumah jompo. 70% yang hadir adalah orang tua dan selebihnya suster dan umat biasa. Sepanjang perayaan Ekaristi, hati saya sungguh sedih. Biasanya, gereja dipenuhi oleh umat. Saking padatnya, tenda akan dipasang di luar gereja. Tapi, kali ini jumlah umat yang hadir sungguh amat dibatasi, mengingat tempat kami misa dominan adalah orang tua.Â
Biasanya, anak-anak berlarian kesana-kemari sembari menyalakan kembang api sehabis Misa. Tawa dan aksi lucu anak-anak itu yang amat menghibur. Tapi, kali ini kosong. Malahan, selesai perayaan Ekaristi, semua mesti secepatnya pulang. Tidak ada ramah-tamah, tidak ada selfie ria di depan gua dan pohon natal. Tidak ada anak-anak dan tidak ada salam-menyalam. Sedih dan sepi.
Namun, saya sungguh bersyukur, natal tetap bisa dirayakan bersama dengan sedikit umat. Berbeda dengan Paska yang lalu, dimana umat sama sekali tidak bisa ikut kegiatan apa pun. Semua mengikuti malam dan Hari Raya Paska secara virtual. Natal tidak bisa dikalahkan oleh Covid. Sang Immanuel tetap hadir dan lahir di masa sulit ini. Demikian kalimat yang saya kutip dari Bapak Menteri Agama, Yaqut Cholil Qumas.Â
Yesus Kristus, Sang Immanuel yang telah lama dinantikan hadir untuk semua. Penantian panjang akhirnya terpenuhi, ibarat bangsa Israel yang menantikan janji keselamatan dari seorang Mesias. "Immanuel" namanya. Tuhan menyertai kita.
Seraya memeriahkan kelahiran Sang Immanuel, kita menaruh harapan bahwa pembebasan dari belenggu Covid akan segera  berlalu. Immanuel sejati sungguh akan menunjukkan jalan yang terbaik. Ia akan memulihkan keadaan sulit ini menjadi kebahagiaan dan optimisme. Lebih lagi, sesuai dengan namanya, "Immanuel", Allah menyertai kita. Ia tidak akan meninggalkan kita. Asalkan kita percaya, mau bertobat, mau diarahkan, mau bersatu, dan terlebih meninggalkan segala kemunafikan (Titus 2:11-14), yakinlah semua akan cepat pulih. Halleluya.Â
Sang Immanuel tinggal di hati kita masing-masing dan beranilah kita berseru: "Allah menyertai kita" sampai akhir zaman.
Selamat Natal.
Horas